Bagi mereka yang baru belajar menulis, menyelesaikan satu buah tulisan sama sulitnya dengan menyelesaikan soal matematika kelas olimpiade. Hmm, apakah perumpaan saya berlebihan? Tapi saya tidak becanda kok, itu sangat berbeda dengan orang yang sudah terbiasa menulis, seorang blogger misalnya. Seperti teman saya, Mbak Icha.
Terkait anggapan tadi, itu bukan saya yang bilang, tapi merupakan keluhan teman-teman yang kerap saya temui. Sudah 8 tahun lebih saya tergabung dan aktif dalam sebuah organisasi kepenulisan, setiap kali penerimaan anggota baru, yang daftar selalu banyak namun yang pada akhirnya bertahan bisa dihitung jari.
Salah satu permasalahannya adalah karena menurut mereka menulis itu susah. Padahal tidak juga, kita bisa menulis banyak hal, bahkan jika kita menulis dari sesuatu yang pernah kita alami, itu akan jauh lebih mudah. Sebagai contoh, teman saya Mbak Icha tadi menuliskan ulasannya terhadap serial reliji di TV yang ditontonnya, tulisannya benar-benar apik.
Namun, jika kamu termasuk dalam baru dalam menulis, kamu harus membaca artikel ini hingga tuntas. Selanjutnya, saya akan bantu kamu dengan beberapa tips menulis agar apa yang tadinya “susah” bisa jadi “mudah”. Tanpa panjang basa-basi lagi, yuk kita kupas.
Tips Menulis Untuk Pemula
Tulislah hal yang kamu sukai
Jika kamu ditanya, di antara menulis fiksi dan non-fiksi mana yang lebih kamu sukai? Jika kamu belum bisa memutuskannya, bagaimana jika pertanyaannya dirubah dari “menulis” jadi “membaca”, mana yang lebih kamu sukai?
Dunia ini memiliki banyak kisah heroik, seperti kisah guru-guru honorer yang tetap ikhlas dan bahagia mengajar meski gajinya yang sedikit suka telat dibayar. Satu hal yang melatarbelakangi itu adalah karena perasaan “cinta”.
Dalam teori cinta, ketika kamu mencintai sesuatu, kamu akan rela melakukan apapun demi kebahagiaan yang kamu cintai itu. Kamu tidak akan muluk-muluk berpikir tentang bagaimana cara mencintai yang tepat, sebab kamu melakukannya begitu saja. Hal yang sama berlaku untuk apapun, termasuk menulis sekalipun.
Namun, sebelum sampai ke tahap “mencintai” kamu harus terlebih dahulu “menyukai”. Dengan kata lain, tips pertama adalah mulailah menulis apa yang kamu sukai. Jika kamu suka fiksi, maka tulislah fiksi. Begitu pula dengan non-fiksi.
Menjual pengalaman pribadi
Laskar Pelangi muncul dari inspirasi Andrea Hirata akan masa kecilnya–masa-masa saat ia bersekolah di SD Muhammadiyah di kampungnya Belitong. Bermula dari pengalaman pribadi itulah Laskar Pelangi berhasil menjadi novel best seller baik di dalam maupun luar negeri. Hal yang sama terjadi pada Raditya Dika dengan pengalaman pribadinya yang mampu mengocok perut pembaca.
Kamu tentu memiliki pengalaman pribadi juga. Sesuatu yang inspiratif, proses kamu mencapai mimpi, jatuh bangunmu membangun usaha dan lain sebagainya. Kamu bisa mulai menulis dari pengalaman pribadi itu.
Namun bagaimana kalau pengalaman pribadi kita tidak menarik?
Kamu perlu memodifikasi atau membumbuinya. Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, 5 cm dan novel-novel lain yang berlabel “based on true story” bukan berarti semuanya benar-benar kenyataan, melainkan hanya beberapa saja yang menjadi inspirasi penulisan, yang kemudian dikembangkan sedemikian rupa.
Sesuatu yang dekat dengan keseharianmu
Tips menulis bagi pemula selanjutnya adalah menulis sesuatu yang dekat dengan keseharianmu. Hal tersebut bisa jadi hobi, lingkungan, rumah atau apapun yang kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Menulis hal-hal yang dekat akan lebih mudah karena kamu adalah subjek yang terlibat di dalamnya. Dengan kata lain, kamu tidak perlu riset untuk menulis karena telah melaluinya tanpa terpaksa. Setiap kejadian atau fenomena yang kamu alami atau kamu saksikan adalah materi tulisan yang berharga.
Pernahkah kamu membaca (atau mendengar) buku berjudul “Chicken Soup for The Soul”? Buku ini adalah buku populer yang amat inspiratif. Isinya hanya pengalaman atau kisah nyata yang ditulis dan dibukukan!
Kamu bisa menulis kisahmu sendiri atau menuliskan kisah orang lain di sekitarmu.
Berbekal ilmu yang kamu pelajari atau pekerjaan yang kamu tekuni
Seseorang yang baru belajar menulis suka kebingungan mengenai apa yang akan ditulis. Jika beberapa tips menulis bagi pemula sebelumnya belum membuat kamu tertarik, cara terakhir yang saya tawarkan adalah menulis dengan bekal yang kamu punya.
Jika kamu adalah seorang akademisi/praktisi psikologi, maka menulislah soal psikologi. Jika kamu adalah seorang pemilik/pegawai di perusahaan periklanan maka menulislah soal itu: tentang bagaimana beriklan yang baik, media iklan yang baik dan hal lain dari pada itu.
Seorang nelayan/pelaut jauh lebih mengenal laut daripada orang-orang yang hanya sampai menginjakkan kaki di bibir pantai. Seorang pilot lebih mengenal langit ketimbang penumpangnya. Seorang guru lebih mengerti tentang cara-cara mengajar ketimbang murid-murid yang hanya memperhatikan cara guru-gurunya mengajar.
Menulis dengan bidangmu akan jauh lebih mudah karena kamu sudah punya semua materi yang kamu butuhkan.
Baca juga: Cara Ampuh Agar Konsisten Menulis Sekali Sehari
Menulis itu tidak sulit, persepsi kita saja yang membuatnya tampak sulit. Kamu hanya butuh meluangkan waktu untuk memegang alat tulis atau papan ketik, berhadapan dengan kertas atau layar. Setelah itu tugasmu amat sangat sederhana: memindahkan apa yang kamu pikirkan di kepala ke dalam media menulismu. Biarkan kata-katamu mengalir tanpa beban hingga pada akhirnya purna menjadi sebuah tulisan. Jadi, bagaimana menurutmu, menulis itu tidak sulit, bukan?
Saya banget deh itu cerita pengalaman sendiri atau sesuatu yang dekat dengan keseharian. Jadi lebih luwes nulisnya, riset sedikit untuk tambahan. Semoga nanti ada peningkatan deh nulisnya dari blog ke buku 😁
Menulis dari pengalaman keseharian itu paling gampang..ya..secara kita mahluk sosial pasti dlm keseharian jg sering berinteraksi.. nah dari interaksi atau melihat dan mendengar sesuatu jadi deh inspirasi buat menulis..cuma biasanya menulis itu lbh mudah dilakukan orang yg senang membaca karena perbendaharaan kata nya banyak beragam..jadi tetap nomer satu harus senang membaca dulu sptinya hehe..
Betul, Da. Beberapa tulisan saya yang dimuat dalam antology dan novel juga saya ambil dari kehiduoan nyata. Lebih gampang dan ngalir nulisnya. Alhamdulillah novelnya mendapat label ‘novel inspiratif’. Ah.. jadi kangen nulis buku lagi.
Buku-buku chicken soup semua tuh emang menginspirasi banget ya. Dan sering juga memotivasi pembaca. Pengen jadinya belajar nulis ala ala penulis chicken soup
Menceritakan pengalaman itu sm kayak “menjual” apa yg pernah dialami ya, hehe… Btw bener banget, sy aja pingin bikin blog 1 lg khusus tentang bidang ilmu yg ditekuni.
Satu lagi, Uda. Harus banyak membaca, karena menulis tanpa membaca itu hampa. Selain bisa buat belajar cara menulis yang benar, juga bisa mendatangkan ide-ide baru
Awalnya mungkin bisa menuliskan cerita orang lain ya da.. karena memang mudah menuliskan cerita inspiratif. Aku salah satu yang masa remajanya membaca chicken soup.
Kalo versi Indonesia mungkin buku setengah isi setengah kosong ya da..
bener nih, yang paling mudah yang pengalaman ya sama hal-hal yang ada disekitar, hehe. biasanya kalau saya menulis juga based on itu kok. lebih mudah aja gitu buat saya dan lebih lancar nulisnya haha.
intinya adalah menuliskan hal-hal yang terkait dengan diri kita ya, Uda
kadang masih suka mikir lama nih mau nulis apa hihih
Uda aku punya teman yang suka nulis curhatannya di sosmed alhasil jadi bahan bullyan malah. Belajar dari situ Menuliskan pengalaman sendiri ini sebenarnya sangat kuhindari. Tapi mung kin tergantung apa yang ditulis ya
Intinya menulis sesuai hati dan bidang yang kita kuasai ini, biar tetap semangat menulis
Sepakat dengan semua tips yang dipaparkan ini, Kak. Sebuah tulisan terasa bernyawa ketika penulisnya paham dengan yang ia tulis dan ia menulisnya dengan ketulusan dan ketertarikan.
kalo aku sering mencatat atau aku rekam di hp saat mendapat ide tulisan, karena aku tipe orang yang mudah lupa, takutnya jika aku tulis nanti jadi lupa, sehingga jika dapat ide langsung aku tulis atau aku rekam di hp nanti aku gabungin dan aku rangkai kata-katanya agar lebih hidup saat di baca.