Entah sudah berapa artikel saya mengambil rentang untuk menulis sesuatu yang personal, hingga artikel ini hadir ke ruang baca Anda saat ini. Pasalnya, jika Anda memperhatikan isi blog ini, hampir semuanya adalah artikel umum dan ada bau-bau “cuan”-nya.
Jujur, belakangan blog ini menjadi seperti mesin uang semata, dari pada sebuah catatan digital untuk memuat berbagai ocehan saya. Padahal blog ini dulunya saya niatkan untuk artikel-artikel personal, eh malah jadi sarang artikel lomba. Terlebih ketika saya putuskan blog ajopiaman fokus ke bidang lain.
Namun syukurlah ada challenge dari Blogwalking Asik untuk menulis kesan anggota tentang “komunitas”—yang entah kapan jadi “resmi”—ini. Saya jadi punya alasan untuk menulis dengan bebas dan sepersonal mungkin kali ini.
Blogwalking Asik Itu Apa?
Sebenarnya tentang apa itu Blogwalking Asik—disingkat BWA—sudah tergambar dengan jelas di namanya. Sebenarnya ia adalah sebuah grup WhatsApp yang dibuat untuk tujuan arisan blogwalking alias jalan-jalan ke blog orang dan saling tukar komentar.
Awalnya saya hanya coba-coba untuk masuk ke grup WhatsApp ini, lah kok enak. Besok-besoknya saya coba-coba ikut nimbrung di percakapan, lah kok makin enak. Wkwkwk.
Sejujurnya yang paling enak dari BWA bukan arisan blogwalking-nya, yang itu justru gak enak. Enaknya dapat komentar aja, komentar balik gak. Eh. Maksud saya, blogwalking hanyalah alibi atau dalih atau kedok dari grup “berbahaya” ini.
Saya sebut berbahaya sebab jika Anda tidak kuat-kuat iman, Anda akan terserat ke pusaran percakapan yang tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan blogwalking itu sendiri.
Chit Chat Random yang Berkelas
Mohon maaf jika saya keminggris dalam menulis artikel ini. Jujurly, biar agak-agak keren begitu ala ala anak Jaksel. Cuma kalau Anda agak kesal, kolom komentar terbuka untuk Anda tulisi resah dan gundah dalam hati Anda.
Tapi memang yang paling menarik bagi saya soal BWA adalah tingkat keacakan percakapan di sana. Saat serius, para anggotanya akan berdiskusi tentang dunia blog dan lika-likunya. Kalau bagian yang -serius ini, Bang Doel jadi tempat bertanya para warga. Bapak-bapak satu ini layaknya anggota dewan dapil BWA.
Namun saat tidak serius, hal remeh temeh pun bisa dibahas oleh para anggota. Sampai-sampai para admin yaitu Mbak Hani dan Mbak Rini ikut berkecimpung di percakapan itu. Yang ini biasanya sih hal-hal terkait fenomena sehari-hari.
Para anggota BWA juga “dipaksa” berdamai dengan pesan-pesan bernada perundungan pada jomblowan dan jomblowati. Hingga rentetan chat bersemangat dari buibu saat mengulas atau review tingkah laku orang-orang.
Chit chat atau obrolan di grup ini memanglah sangat random, dan saya kira ini menjadi nilai tambah dari grup WAG yang sudah berusia 2 tahun ini. Saya berani katakan bahwa semua percakapan di BWA adalah berkelas, walaupun memang ada yang kelas 0 kecil, 0 besar, hingga kelas-kelas di atasnya. Wkwkwk.
Bantu Tingkatkan Engagement
Tidak sekali dua kali anggota BWA melempar link artikel di blog atau postingan media sosial ke grup. Tujuan mereka adalah meminta dukungan meningkatkan engagement. Istilah “engagement” ini agaknya bukan hal yang asing lagi di dunia perblogeran.
Ada yang minta pageview (PV), komentar, hingga like dan komentar di postingan media sosial. Tujuannya agar interaksi pada konten meningkat. Tentu saja ini jadi parameter yang penting dalam job atau kampanye yang sedang ditangani oleh blogger terkait.
Di samping itu, kegiatan blogwalking sendiri juga bagian dari meningkatkan engagement lho. Toh saya juga sering mendaftarkan link artikel lomba agar dapat banyak komentar BW. Ini menjadi penilaian penting dalam perlombaan. Alhamdulillah, sampai saat artikel ini ditulis, saya sudah memenangkan 39 kali lomba menulis blog.
Soal menang lomba blog ini, bukan hal yang asing juga di BWA. Hampir setiap pekan ada saja rentetan ucapan selamat untuk anggota-anggota yang menang lomba. Inilah yang diharapkan memotivasi anggota lainnya untuk ikut ngelomba juga. Nyatanya yang kita butuhkan hanya aksi. Untuk soal engagement, saya rasa BWA sangat suportif.
Social Signals untuk SEO
Sebenarnya banyak sekali yang bisa kita bicarakan tentang BWA, tapi saya sengaja membatasi artikel ini agar tidak terlalu panjang. Bagian terakhir, saya ingin menyinggung soal Search Engine Optimization. Saya pribadi memanfaatkan program blogwalking BWA untuk mendapatkan sosial signals atau sinyal-sinyal sosial yang dapat berdampak pada performa blog di halaman hasil pencarian (SERP).
Ini mungkin masih debatable, apalagi komentarnya bukan komentar organik, hanya saja sejauh pengalaman saya cukup membantu. Ketika saya punya artikel yang ingin dinaikan posisinya di SERP, saya mendaftarkan artikel tersebut untuk program. Alhamdulillah dengan banyaknya komentar yang masuk, artikel saya perlahan naik di SERP.
Dampak dari komentar-komentar “arisan” ini mungkin tidak sebaik komentar organik. Hanya saja, saya masih optimis bahwa upaya tersebut masih ada manfaatnya meskipun tidak banyak. Yah, namanya juga usaha kan ya. Hehe.
Well, sebenarnya ada benefit lain sih ketika kita gabung BWA atau komunitas blogger manapun. Yaitu kita bisa membangun jaringan dengan blogger lain, saling berbagi informasi dan pengetahuan, berbagi job, diskusi, tukaran link dan/atau guest posting, dan banyak lagi lainnya.
Saya pribadi lupa di hari ke berapa setelah pembuatan WAG Blogwalking Asik saya bergabung. Hanya saja, saya termasuk “assabiqunal awwalun” komunitas blogger yang asik ini. Meski pada awalnya saya berniat untuk menjadi anggota yang pendiam, tapi pada akhirnya gerombolan bapak-bapak “berisik” mengajak saya juga ikut berisik.
Yah, pada akhirnya ya sudahlah, diasik-asikin aja, selama lingkungannya positif dan semua anggota bisa saling memberi dan menerima manfaat. Dan tak lupa, selamat hari jadi ke-2 BWA. Tetap solid dan berjaya.[]
Ternyata niat itu sirna ya. Uda Fadli ga cerita tentang pembuatan stiker di grup😂
Biar gak terlalu panjang, Mbak. Disimpan buat challenge selanjutnya, jika ada. Ha ha