Sebagai sebuah perusahaan teknologi besar, Google memiliki banyak fitur dan aplikasi. Salah satu dari yang banyak tersebut adalah Google Maps. Di Google Maps sendiri banyak fiturnya. Salah satunya adalah sistem yang dinamakan Local Guide.

Jadi, Local Guide itu semacam pemandu lokal. Mereka, para local guide, bisa memberi nilai dan ulasan terhadap tempat, menambahkan foto, menambahkan tempat baru sampai menyarankan penyuntingan. Komunitas Local Guide ini juga banyak, bahkan sering ada gathering atau acara ngumpul-ngumpulnya.

Kecanduan Jadi Local Guide

Beberapa waktu yang lalu, sekitar seminggu yang lalu, saya iseng mendaftarkan diri sebagai seorang Local Guide. Pendaftarannya cukup mudah, secara akun Google sudah tersinkronisasi dengan perangkat Android saya. Tinggal klik dan klik dan jadilah.

Setelah pendaftaran, saya kira saya harus mengunjungi tempat-tempat untuk bisa memulai “pekerjaan”, tapi ternyata saya bisa mendapatkan poin dari memberikan nilai, ulasan sampai foto pada tempat-tempat yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Wah, akhirnya sibuklah jemari saya untuk mencari poin memberikan kontribusi.

Yang menyenangkan dari kegiatan jadi Local Guide ini adalah level dan badge atau katakanlah “lencana”-nya. Jadi seperti main game—dan kebetulan saya adalah gamer dulunya, sebelum insyaf.

Ngunjungi Mesjid Buat Ambil Foto

Sabtu (20/7) siang, kebetulan saat menunggu istri yang sedang ikut program tahsin, saya menyempatkan diri untuk mampir ke Mesjid Raya Sumatera Barat—mesjid ikonik megah kebanggaan masyarakat Minang itu. Setelah memarkir motor, saya mulai berkeliling mencari foto.

Dengan ponsel saya ambil beberapa foto di beberapa sudut lingkungan masjid. Masyaa Allah memang Mesjid Raya Sumatera Barat itu cantik. Bangunannya. Tamannya. Banyak orang yang kerap mampir ke sana untuk berwisata reliji—bahkan ada yang datang dengan 3 buah bus pariwisata besar.

Saat hunting foto, sekelompok wisatawan meminta bantuan saya untuk mengambilkan foto mereka. Memang ada yang kurang kalau berkunjung tanpa mengambil foto. Apalagi di zaman yang serba digital sekarang ini. Saya pribadi sih sempat terpikir untuk mengambil swafoto—itu adalah sesuatu yang biasa dilakukan pengunjung, namun saya urungkan karena saya kurang terbiasa berada dijepret kamera.

Nah, ini beberapa foto dari hasil hunting saya akhir pekan lalu.

Tak Tegaan Memberikan Ulasan

Ahad minggu lalu, saya bersama keluarga mampir makan di sebuah rumah makan pinggir pantai. Itu kali pertama saya untuk makan di sana, pasalnya pantai tersebut kampung saya. Namanya juga di kampung, kalau makan di rumah bisa kenapa harus makan di luar yang mesti bayar?

Cuma karena kemarin itu ditraktir tante dan suaminya, kesempatan nih kata saya. Akhirnya saya aktifkan Google Maps, mengambil beberapa foto dan membuat ulasan.

Pas ngasih ulasan, saya awalnya bingung mau kasih berapa bintang. Dikasih rendah kasihan, dikasih tinggi padahal rasanya biasa-biasa saja. Akhirnya saya putuskan untuk memberi 4 bintang, meskipun kemudian istri berkomentar

“Padahal rasanya so so saja, bohong nih ulasannya.” celutuknya. Tapi soal lidah kan bisa relatif ya.

Penutup

Well, seperti kata orang banyak bahwa bahagia itu sederhana. Foto-foto yang saya ambil kemudian saya unggah ke Google Maps. Meskipun masih amatiran, namun beberapa foto saya sudah dilihat oleh banyak orang. Saya merasa senang karena bisa menambahkan sesuatu yang menurut saya cukup membantu orang lain.

Intinya, akhir pekan adalah waktu yang bisa kita gunakan untuk sejenak melupakan rutinitas kerja atau belajar. Di akhir pekan kita bisa berkumpul bersama keluarga, mengambil me time, berolah raga dan semacamnya. Nah, itu sedikit cerita tentang akhir pekan saya.

Bagaimana dengan akhir pekanmu?

P.S. Saya baru level 4 di Local Guides, kayaknya untuk sampai ke level puncak bakal sangat lama ya

error: Konten dilindungi