Bagi seorang cowok, dinilai dan dipuji ganteng itu adalah salah satu hal yang (cukup) membahagiakan. Pasalnya, itu adalah sebuah pengakuan akan eksistensinya di lingkungan tertentu. Untuk pengakuan ini tidaklah perlu banyak orang, satu orang saja cukup untuk membuat seorang cowok menjadi ganteng secara de facto maupun de jure.

Tapi, sebagian besar orang percaya bahwa ganteng itu relatif. Penulis pun demikian (maksudnya bukan mengaku ganteng tapi percaya kalau ganteng itu relatif *smirk*). Merujuk pada kata “relatif” itulah kita dapat menyimpulkan bahwa ganteng itu relatif karena tergantung kepada perspektif. Lantas,..

… persepektif apa saja sih yang bisa membuat seorang cowok ganteng menurut orang lain? Ini sebuah pertanyaan yang bagus. Mari kita kaji secara ilmiah subjektif.

Setidaknya saya bisa menuliskan 7 perspektif cowok ganteng bagi sebagian orang dan sebagian lainnya.

#1 Ganteng Secara Fisik

Well, penilaian kegantengan yang paling mainstream itu adalah ganteng secara fisik. Di mulai dari wajah yang gimana gitu. Ada wajah versi Arab, versi Barat, oriental atau bahkan pribumi asli. Selain wajah, penilaian ganteng secara fisik juga merambah ke postur. Postur yang tinggi dan berisi menjadi penambah kadar kegantengan. Terkadang otot juga termasuk bagian dari penilaian. Apalagi jika itu cowok punya roti sobek di perutnya. Lengkap dah itu cowok ganteng secara fisik. Jika ada kata atau frasa yang bisa mewakili deskripsi di atas, barangkali frasa itu adalah good looking. Dan pemilik kegantengan tipe ini cocok bekerja di dunia hiburan, pramugara atau di dunia permodelan.

#2 Ganteng Secara Psikis

Ada banyak cowok yang secara fisik dia biasa-biasa saja, tapi entah kenapa dia disukai banyak orang–termasuk lawan jenis. Kalau berada di dekatnya itu orang-orang merasa nyaman. Bukan karena fisiknya yang tampan, melainkan karena sifat dan psikisnya yang matang. Cowok tipe ini punya karisma yang kuat, dan biasanya dibarengi dengan kemampuan sebagai problem solver dan pendengar yang baik–meskipun tidak ada jaminan dia sendiri tidak punya masalah atau selalu berhasil menyelesaikan masalahnya.

#3 Ganteng Versi Fangirl

Ada satu perspektif ganteng yang, secara subjektif saya nilai, sulit untuk dinalar dan dicari standarnya. Masalahnya itu penilai ganteng ini hadir karena si penilai mengidap kekaguman yang akut (dalam level yang terlalu parah disebut fanatisme). Hal ini dapat terjadi pada penggemar K-Pop, J-Pop atau Minang-Pop. Selain itu juga dapat terjadi pada otaku perempuan yang menilai karakter cowok 2D ganteng dari kacamatanya. Terkadang, penilaian ganteng karena rasa kagum ini dapat menisbikan parameter-parameter penting lainnya. 

#4 Ganteng ala Metroseksual

Ada cowok yang hobi perawatan. Ada. Banyak malah. Kalau dandan tak kalah lama dibanding cewek. Cenderung perfeksionis dan, pada beberapa kondisi, suka menyisir rambut dengan klimis. Cowok-cowok seperti ini adalah cowok yang memegang aliran metroseksual–meskipun terkadang mereka tidak sukai dilekatkan pada istilah demikian. Tapi jangan salah sangka, tipe cowok ganteng ini juga punya kalangan “pemuja”-nya tersendiri, tentu saja mereka yang punya gaya hidup hampir sama.

#5 Ganteng Versi Mapanisme

Bagi sebagian besar orang, terutama emak-emak, ganteng dalam 4 perspektif di atas itu bukanlah hal yang penting. Terutama ketika harus mencarikan jodoh untuk anak perempuannya. Cowok ganteng itu ya, yang banyak duit mapan. Dan punya kepribadian: rumah pribadi; kendaraan pribadi; dll. Kalau memikirkan masa depan mapan itu memang penting (sepertinya), tapi mapan itu dapat dicapai dengan proses dan usaha, ia bukan sesuatu yang dibawa dari lahir. Cowok mana sih yang gak mau mapan *wkwkwk*. Atau, adakah cewek yang diam-diam baca artikel ini gak mau cowok mapan?

#6 Ganteng Religius

Jeng jeng jeng *SFX*. Well, jika Rasulullah saw. pernah bilang kalau mau cari perempuan dahulukanlah aspek agamanya. Hal itu juga berlaku untuk laki-laki. Lebih dari 5 perspektif lainnya, ganteng religius ini biasanya menjadi idaman para perempuan dari yang muda hingga emak-emak pengajian/majelis taklim. Cara mencari cowok ganteng religius ini gampang. Carilah mereka yang biasa hidup atau ngekos di mesjid atau mushalla (baca; marbot). Atau mereka yang aktif di lembaga dakwah kampus. Mereka yang rajin ibadah dan patuh kepada orang tua. Dan, yang paling penting untuk diingat, jangan sesekali mengajak cowok ganteng tipe ini untuk pacaran, karena kamu hanya akan merugikannya. Tapi kalau diajak ke jenjang pernikahan,… itu lain cerita.
Ada satu meme yang berkeliaran di dunia maya tentang kegantengan seorang cowok yang meningkat kalau dia shalat Jumat. Well, itu tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Tapi menurut saya pribadi, shalat Jumat itu tidak membuat cowok menjadi ganteng, tapi membuatnya menjadi laki-laki. Tapi, itu belum seberapa dibanding cowok yang selalu shalat berjamaah di mesjid/mushalla setiap waktu, mereka itulah sebenar-benarnya lelaki alias lelaki sejati. 

#7 Ganteng Absolut

Ada satu momen di mana saya yang kerap mengaku ganteng tiba-tiba merasa kalah ganteng. Yaitu ketika datang ke pernikahan teman–yang selalu bikin baper, karena bagaimanapun mempelai pria adalah orang terganteng pada saat itu dan kegantengannya itu absolut bagi pendampingnya. Selain itu, kegantengan seorang cowok juga mendekati ablosut bagi ibunya dan saudara-saudara perempuannya. Kalau ayah bagi anak-anak perempuannya bagaimana? Hmm, itu ganteng juga no doubt with that, tapi saya rasa seorang ayah lebih pas dibilang “pria” ketimbang “cowok”. Tipe ganteng absolut ini tidak membutuhkan alasan, karena absolut itu mutlak yang tidak bisa diganggu gugat.

Nah itulah beberapa tipe cowok ganteng dalam berbagai perspektif. Kamu yang sudah mampir kemari dan diam-diam membaca (atau bahkan tersenyum-senyum) dengan tulisan ini, mudah-mudahan dapat nilai manfaatnya. Pada dasarnya setiap cowok itu ganteng, sebagai setiap cewek itu cantik. Dan, kalau memang demikian, saya termasuk ganteng dong ya? Haha, apa lah. Terimakasih telah membaca dan silakan berkomentar di bawah tentang tanggapanmu.

error: Konten dilindungi