Apakah kamu merasa kehidupan kampusmu hari ini sulit?

Di tengah tekanan akademis, masih ada faktor X lainnya yang ikut membebani pikiranmu. Mungkin itu keluarga kamu, teman-teman,… atau bahkan pasangan.

Kamu tidak sendiri, hampir semua mahasiswa merasakan gejolak yang sama.

Tapi, bukan berarti tidak ada jalan keluar untuk semua masalah itu. Sebab kuliah itu sebenarnya bukan “apakah anda pintar atau tidak” melainkan “apakah anda bisa pandai atau tidak”. Tepatnya adalah “berpandai-pandai”. Sebab di kehidupan kampus, kepintaran bukan segalanya.

Untuk mendapatkan IPK yang tinggi kamu tidak perlu kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi. Ada peranan keceradasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) di dalamnya.

Untuk mendapatkan pencapaian-pencapaian lainpun begitu, semua caranya hampir sama.

Saya tidak mengada-ada, sebab saya sendiri sudah membuktikannya.

Jujur saja, saya bukan seorang yang (terlalu) rajin. Saya bahkan hanya belajar menjelang ujian. Di masa-masa S-1 saya lebih sering di kegiatan ekstrakulikuler kampus daripada kegiatan kulikuler itu sendiri.

Saya mahasiswa teknik dengan segala macam kesibukannya dan meskipun bukan tipikal mahasiswa study oriented saya bisa lulus dengan IPK 3,30. Dengan IPK segitu cukuplah untuk syarat-syarat beasiswa seperti LPDP, BU dan PMDSU.

Berkat izin Tuhan, saya terpilih menjadi salah satu mahasiswa “unggul” dalam program PMDSU (Program Magister Menuju Doktoral untuk Sarjana Unggul, beasiswa S2-S3 penuh dari pemerintah).

Di dalam kampus, sepanjang tahun, saya selalu disibukkan dengan kegiatan organisasi. Saya pernah terlibat dalam dakwah kampus, aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa sembari jadi asisten laboratorium. Sedang di luar kampus saya terlibat dalam sebuah organisasi kepenulisan serta beberapa “pekerjaan” lain di luar itu.

Mungkin ada (sedikit pembaca) yang akan berpikir “ini penulis kok sombong kali ya”, tapi tidak ada niat menyombongkan diri kok. Apalah yang perlu disombongkan sebab semuanya toh datang dari Tuhan. Tanpa-Nya kita bukanlah apa-apa,…

…dan kamu sendiri pun bisa meraih pencapaianmu sendiri.

Selagi kamu masih di kampus, tidak ada kata terlambat,…untuk membuat kehidupan kampus kita sesuatu yang baik untuk dikenang karena prestasi-prestasi yang nyata.

Dan kali ini, saya akan bongkar rahasianya!

Bagaimana cara saya meraih IPK bagus meskipun sibuk dalam kegiatan ini dan itu dan lalu dapat meraih salah satu dari program beasiswa idaman mahasiswa seantero Indonesia itu.

Sebenarnya sederhana, paling tidak bisa disederhanakan ke dalam 7 poin ini.

Lakukan sesuatu secara proporsional dan efektif

Kamu tidak perlu melakukan sesuatu sesering mungkin, tapi cukup dengan seefektif mungkin. Sering dan efektif itu soal waktu, “sering” bakal menghabiskan waktu, sementara “efektif” akan menghematnya sehingga dapat dikerjakan untuk hal lainnya. Misalnya dalam belajar, belajar yang sering akan percuma jika tidak efektif. Tidak masalah sedikit tapi efektif.

Agar waktu belajar yang sedikit dapat efektif, usahakanlah kamu dapat maksimal dalam kelas saat dosen mengajar serta mengkhususkan sedikit waktu untuk mengulangnya. Waktu belajar yang baik itu pagi, kalau bisa sebelum subuh atau tepat sesudah subuh.

Time management itu penting, jangan anggap remeh

Saat kamu aktif di berbagai kegiatan kamu akan mengalami masa dimana kamu akan pusing tentang bagaimana membagi waktu. Sesibuk apapun kamu, usahakan kamu bisa membagi waktu secara proporsional.

Jangan sampai kelelahan gara-gara kegiatan non-akademis sehingga tidak sempat membuat tugas serta hal penting lainnya.

Buatlah daftar pekerjaanmu, bagi ia menjadi 4 kuadran, setelah itu beri dan jadwalkan waktu untuk masing-masingnnya.

Kuadran Manajemen Waktu (credit blog.hubspot.com)

Pahami medan perang sebelum angkat senjata

Kamu tidak perlu menjadi pintar untuk bisa sukses di kampus, tapi kamu perlu “berpintar-pintar” untuk bisa menaklukkannya. Karenanya, kamu perlu mengetahui medan perang sebelum mulai mengangkat senjata!

Pertanyaannya, apa yang perlu dipahami?

Kalau bisa semuanya. Karakter perkuliahan. Karakter dosen serta trik agar bisa selamat dari dosen itu. Senior dan junior. Hingga praktikum dan segala macamnya.

Sering-seringlah bertanya kepada orang lain agar kamu tidak ketinggalan informasi.

Termasuk ketika kamu ingin mendaftar beasiswa. Apakah kamu berpikir bahwa untuk bisa dapat beasiswa itu perlu nilai bahasa Inggris dan IPK? Bukan, itu hanya syarat administrasi. Yang kamu butuhkan sebenarnya adalah visi dan softskill.

Dalam LPDP, pelamar akan dinilai apa visinya terhadap dirinya sendiri, apa visinya untuk bangsa dan negaranya. Bagaimana pembawaanya. Pernah atau tidak aktif di kegiatan kampus atau masyarakat.

Well, pendidikan hanya satu dari 3 poin penting dalam perguruan tinggi. Sementara 2 lainnya adalah penelitian dan pengabdian masyarakat.

Hebat dan luar biasa jika kamu punya karya ilmiah atau bahkan sudah sering ikut konferensi ilmiah internasional, apalagi pernah menerbitkan karya di jurnal ilmiah internasional. Jika kamu punya itu, itu bisa menjadi golden ticket. Tapi bagaimana kalau tidak punya?

Buat catatan penting dalam pengabdian pada masyarakat, atau seminimal-minimalnya pada kegiatan kemahasiswaan di kampusmu masing-masing.

Gunakan semua resources yang ada

Sedikit ataupun banyak, sebagai mahasiswa yang kreatif kita perlu menggunakan semua sumber daya yang ada. Perpustakaan kampus. Jaringan wi-fi. Teman dan kenalan.

Kamu mungkin tidak terlalu pintar, tapi pasti ada teman sekelas atau seangkatan yang lebih pintar di mata kuliah tertentu.

Minta ajarkan sama dia. Contek PR-nya. Menyontek PR bukan tindak kriminal, yang kriminal itu mencontek di waktu ujian. Tapi jangan cuma menyontek PR saja, pahami sambil menyalin. Cek juga, mana tahu ada yang salah.

Kalau ada yang salah kan bisa diberitahu ke yang beri contekan. Kamu terbantu, dia terbantu juga.

Kamu malas mencatat? Kan bisa direkam dengan ponsel, baik suara, gambar maupun video.

Intinya, gunakan resources yang ada sebaik mungkin.

Jangan pernah lewatkan kesempatan

Terkadang ada dosen yang suka menjanjikan reward, itu sebenarnya kesempatan langka lho.

Misalkan, ada dosen yang bakal kasih nilai A kalau kamu bisa menulis di koran. Nah, ini kesempatan untuk kamu mengirimkan tulisan ke koran. Dapat jaminan nilai A tanpa susah payah, kan enak ya.

Ada pula dosen yang kasih reward bonus poin +30% atau lainnya jika kamu mengumpulkan ujian lebih cepat dari waktunya. Nah, ini kesempatan langka. Kerjakan secepat dan sebaik yang kamu bisa. Analisisnya begini, lebih baik kamu bisa mengerjakan 70% dengan cepat, ditambah bonus jadi 100%. Ya, daripada mengerjakan sampai akhir waktu cuma dapat 70% juga.

Jangan pernah curang, kuliah itu bukan untuk nilai tapi “nilai”

Kuliah sebenarnya bukan untuk mencari nilai tapi “nilai’. Lha, apa bedanya?

Sekarang, saya ingin minta pendapat teman-teman.

Setujukah kamu jika ada yang bilang “untuk apa kuliah teknik mesin kalau ujung-ujungnya cuma buka bengkel”? Lainnya, setujukah kamu jika ada yang bilang “buat apa kuliah pertanian kalau ujung-ujungnya cuma garap sawah”?

Well, kita kuliah nyatanya bukan cuma buat dapatkan nilai tertulis doang, tapi ada nilai-nilai lain yang kerap tidak disadari orang banyak.

Seorang sarjana teknik mesin bisa saja memang membuka bengkel setelah dia tamat, tapi mungkinkah ia hanya menjadi seorang yang membuka rantai sepeda motor, mengganti oli, menambal ban serta pekerjaan teknis lainnya?

Tidak mungkin, sama sekali tidak.

Seorang sarjana pertanian begitu pula, ia mungkin memang akan menggarap sawah nantinya, tapi tidak sebagai yang mengcakul di sawah, menyabit dan segala macam.

Kenapa?

Karena nilai individu mereka sudah naik karena kuliahnya itu. Pola pikir seorang sarjana pun sudah berbeda dengan orang biasa. Intinya, ada nilai yang naik ketika kita berkuliah.

Oleh karena itu, untuk nilai yang tidak tertulis ini, jangan pernah berbuat curang untuk mendapatkan nilai tertulisnya. Baik dalam ujian dan segala macamnya.

Berbakti pada kedua orang tua dan dekatkan diri kepada Tuhan

The last but not least. Hal yang amat sangat penting adalah berbakti kepada orang tua. Dengan berbakti pada orang tua, orang tua akan mendoakan yang terbaik bagi kamu. Bukankah doa yang paling mustajab (mudah dikabulkan) di dunia ini adalah doa orang tua?

Dengan berbakti kepada orang tua, kamu juga sudah mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk lebih dekat lagi, rajin-rajinlah beribadah. Sebab kesuksesan datang dari-Nya dan tidak bisa diraih tanpa izin-Nya.

Sedikit mengenai kecerdasan emosional dan spiritual yang sempat saya singgung tadi. Kecerdasan emosional (EQ) bisa kamu dapatkan dengan semakin seringnya kamu berinteraksi dengan orang lain. Cara termudahnya adalah dengan ikut organisasi kampus atau masyarakat. EQ bakal bantu kamu dalam menghadapi wawancara, menjalani dunia kerja sampai ke dunia bisnis. Sedangkan kecerdasan spiritual (SQ) akan meningkatkan kepercayaan diri, kesabaran, kegigihan dan ketekunan.

Semoga tulisan kecil ini bermanfaat. Jika kamu ingin mendapatkan lebih banyak artikel mengenai “bagaimana menjalani kehidupan kampus dengan baik”, jangan sungkan untuk mengisi email kamu dan submit di bawah. Setiap artikel terbaru di blog ini akan sampai ke email kamu, dikirim langsung dari email pribadi saya.

Selamat berjuang![]

error: Konten dilindungi