Salah satu dari 3 budaya mahasiswa adalah berdiskusi. Kegiatan diskusi mahasiswa adalah wujud dari pemahaman dan perkembangan pola pikir mereka. Pemahaman yang mereka punya akan terasah dan ter-upgrade ketika mahasiswa itu membagikannya dengan orang lain. Sebagaimana fungsi mahasiswa sebagai agent of change, salah satu cara memberikan perubahan adalah menyampaikan pemikiran. Penyampaian pemikiran itu salah satunya dapat dilakukan dengan berdiskusi atau berdebat. Namun sebelum melakukan diskusi dan debat itu baiknya kita harus tahu bagaimana etika dalam berdebat dan berdiskusi. Yuk, disimak.

 

Sampaikan dengan cara yang baik dan gak ngotot

Dalam berdiskusi kamu harus bisa menyampaikan pemikiranmu dengan cara yang baik tanpa ngotot. Slow but sure. Pastikan maksud perkataanmu sampai ke telinga pendengar. Jangan memaksakan pandanganmu terhadap mereka karena dalam diskusi semua orang berhak bicara dan berhak menerima atau tidak apa yang orang lain sampaikan.

etika dalam berdiskusi
Etika dalam berdiskusi

Jangan pernah merendahkan lawan bicara kamu

Seringkali kita menemukan dalam sebuah perdebatan atau diskusi salah satu atau semua pihak yang terlibat saling merendahkan. Hal ini bukan etika berdebat dan berdiskusi. Pandanglah lawan diskusimu secara setara, jangan pernah merendahkan dirinya. Siapapun juga tidak akan senang jika direndahkan, sebagaimana dirimu sendiri. Saat berdiskusi kamu harus bisa membayangkan jika kamu berada di posisi orang lain.

 

Jangan asal bunyi

Asal bunyi yang dimaksud adalah membicarakan hal yang kamu sendiri tidak paham atau tidak yakin dengan kebenarannya. Kamu berargumen tapi argumenmu itu goyah dan tidak punya pegangan. Hal yang seperti ini hanya akan merusak nilai diskusi atau membawa kepada debat kusir yang pada akhirnya hanya soal ego semata. Tujuan dari diskusi dan debat adalah menambah pengetahuan dan membenarkan mana yang salah. Kalau asal bunyi, bisa-bisa pengetahuan yang didapat malah tambah salah. Ya, bahayalah.

 

Perhatikan pemilihan diksi yang sesuai dan tidak melukai

Kita ini mahasiswa, berdiskusi atau berdebat juga harus beretika. Kata-kata atau diksi yang dipakai mesti dipilih-pilih benar mana yang baiknya. Pilihlah diksi yang netral dan tidak melukai orang lain. Jika harus mengkritik, kritiklah dengan baik atau dengan kiasan yang tidak kasar. Dalam memilih analogi, analogikan hal yang tidak memantik emosi orang lain.

etika dalam berdebat
Etika dalam berdebat

Hati-hati dalam memunculkan isu

Etika dalam berdiskusi dan berdebat lainnya adalah hati-hati dalam memunculkan isu. Jangan sampai kamu membawa isu yang bersinggungan dengan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) atau isu sensitif lainnya. Kita tentu tidak ingin dalam diskusi atau debat muncul kondisi yang tidak diinginkan dan merusak citra kita, mahasiswa, sebagai kaum intelektual.

Berlapang dada menerima pendapat orang lain

Terakhir, etika dalam berdebat dan berdiskusi lainnya adalah berlapang dada dalam menerima pendapat orang lain. Jangan cuma maunya menyampaikan pendapat pribadi tapi tidak mau menerima pendapat orang lain. Apabila lawan bicaramu memiliki pandangan yang lebih tepat dengan fakta-fakta yang dapat diterima logika maka berlapang dadalah untuk menerimaya.

Tujuan diskusi dan debat sebenarnya adalah untuk mencari pemahaman yang benar, dengan kata lain menambah pengetahuan. Namun, seringkali diskusi atau debat terhenti di tengah jalan karena peserta tidak memperhatikan 7 etika dalam berdebat dan berdiskusi di atas. Alhasil, tujuan kedua hal tersebut tidak dapat dicapai dan hanya buang-buang waktu saja. Tentu hal itu sangat merugikan kita. Oleh karena itu mari perhatikan etika dalam berdiskusi dan berdebat, semoga pengetahuan kita menjadi lebih banyak dan bermanfaat.

error: Konten dilindungi