Pagi ini, seperti biasa, saya menjalankan rutinitas blogging dan menjelajahi sosial media. Hanya saja, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini saya benar-benar malu. Ketika membuka browser yang halaman default-nya adalah Google, muncullah doodle mengenai Hari Guru Nasional. Saya tersentak, lalu buru-buru mengetikkan kata kunci “Hari Guru Nasional” dan menemukan bahwa tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Oh, kenapa saya tidak bisa mengingat hari tematik yang satu ini. Tidak cukup di situ, saya pun meluncur ke kompasiana dan menemukan beberapa tulisan tentang “Guru”, kalau sudah begitu saya juga perlu mengambil bagian, setidaknya untuk satu tulisan.

Sumber gambar: lpmpriau.go.id

Berbicara Mengenai Guru
Guru adalah sosok yang amat berjasa bagi murid-muridnya, mereka menjadi pengganti orang tua di sekolah, mereka adalah wali yang bertanggung jawab atas perkembangan anak-anak didik. Guru mengemban tanggung jawab besar, terutama guru-guru di pendidikan dasar. Guru mengambil andil besar, mereka adalah arsitek sekaligus kontraktor yang memulai dengan membangun pondasi-pondasi pengetahuan. Guru-guru dengan penuh kesabaran mengajari kita cara mengeja huruf “A” hingga kita mulai pandai membaca. Guru mengajarkan kita menulis dan berhitung serta membimbing kita menjadi insan yang cakap, mandiri dan terdidik.

Sumber gambar: metamorvosa.blogspot.com

Gegara bicara guru ini saya jadi sedikit bernostalgia dengan masa-masa sekolah dulu. Saya benar-benar merindukannya. Saya rindu saat dimarahi karena tidak buat PR, saya rindu saat dihukum karena terlambat datang, saya rindu saat dipelintir karena nakal (oalah, haha). Kerinduan yang membuat saya berandai-andai andai saja dosen-dosen itu mirip dengan guru-guru sekolahan, tapi andai-andai saya tentu hanya sebatas khayalan. Sekolah dan kampus adalah hal yang berbeda dan saya bukan anak-anak lagi.

Saya tidak setuju kalau guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa
Dari dulu kita sudah dikenalkan dengan semboyan mengenai guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, hari ini saya sampaikan bahwa saya tidak setuju dengan hal itu. Bukan, bukan soal gaji yang diterima guru (apalagi yang sudah sertifikasi). Tanda jasa yang saya maksud adalah kesuksesan. Kesuksesan yang diraih oleh seorang anak didik adalah tanda dari jasa guru yang sudah sedemikian rupa memberikan bimbingan. Bagi seorang guru, kesuksesan murid adalah impian, adalah tujuan, adalah visi. Oleh karena itu, guru akan amat sangat bahagia ketika mendapatkan kabar bahwa seorang murid yang beliau ajar sekian tahun yang lalu saat ini telah menjadi orang sukses. Kesuksesan yang telah diraih oleh seseorang, ada cetak-cetak tangan guru-gurunya di dalamnya.

Dari uraian ngeyel saya di atas maka tidak berlebihan jika Anies Baswedan menghimbau agar setiap murid atau yang telah lulus dari sekolah untuk berkunjung, bersilaturahmi kepada guru yang pernah mengajar dan mendidiknya, menziarahi makamnya atau mendoakan guru-guru yang telah wafat. (dikutip dari http://www.kompasiana.com/idrisapandi/memuliakan-guru_56547869137f61d90f9e3fa9)

Sampaikan rasa terimakasihmu
Hari Guru Nasional hanyalah momentum, kita tidak bisa membatasi rasa terimakasih kita hanya di hari ini saya. Namun dengan momentum ini kita dapat kembali mengingat, jasa-jasa guru-guru kita dulu yang mengantarkan kita ke masa sekarang ini. Tentulah wajib bagi kita untuk menyampaikan rasa terimakasih ini bagaimanapun caranya. Bagi kamu yang masih bersekolah, datangilah guru-gurumu dan sampaikan langsung pada mereka. Bagi kamu yang sudah lulus luangkan waktu ke sekolah jika ada kesempatan. Pun jika hal itu tidak bisa dilakukan masih banyak hal lain yang bisa menjadi opsi: menulis sesuatu, membuat kartu ucapan hingga menulis di status media sosialmu masing-masing. Mudah-mudahan ada guru yang melihat. Ya, minimal kamu sudah tunjukkan pada orang-orang bahwa kamu sudah ikut serta memperingati Hari Guru Nasional dan bilang: ini lho rasa terimakasih saya. Karena sejatinya tidak ada yang namanya mantan murid atau mantan guru, guru kita adalah guru kita sampai kapanpun juga.

Kesudahannya marilah kita sama-sama berdoa untuk guru-guru kita di manapun mereka berada. Semoga Tuhan selalu berkahi langkahnya, ikhlaskan hatinya, mudahkan rezekinya dan terima semua sumbangsihnya terhadap dunia pendidikan sebagai amal perbuatan yang menjadi tabungan di akhirat kelak. Terimakasih guru-guruku, aku sangat menghormati dan mencintaimu.

error: Konten dilindungi