Tidak semua orang dapat dengan mudah mengungkapkan atau menceritakan apa yang mereka rasakan kepada orang lain. Ada orang yang dengan gampang bercerita ke banyak orang, ada orang yang sangat selektif memilih orang tempat dia bercerita, ada lagi orang yang sama sekali tidak ingin orang lain mendengar cerita pribadinya. Semua itu tergantung pada seberapa terbukanya ia pada lingkungan. Hmm..
Disamping itu, cara berceritapun beragam pula. Ada yang ceplas-ceplos sulit dihentikan, ada yang bercerita dengan kalimat-kalimat misteri yang susah dipecahkan, ada lagi yang cuma berani dalam bentuk tulisan (barangkali saya masuk ke dalam yang terakhir ini, hehe).
Pada dasarnya setiap manusia menyukai cerita. Lihatlah kenapa kita kerap duduk di depan televisi menonton serial TV. Kenapa kita bela-belaan membaca novel-novel tebal. Kenapa kita senang menonton animasi. Dalam ilmu psikologi terdapat lima prinsip dalam perilaku bercerita, yaitu:
Pertama, manusia pada dasarnya berpikir secara naratif, sesuai dengan apa yang disebutkan Schank bahwa memori manusia tersusun oleh cerita.
Kedua, otak manusia menyimpan memori secara episodik—berupa kisah-kisah mengenai insiden tak terlupakan, pengalaman, dan nuansa yang menimbulkan kesan tertentu pada tiap individu.
Ketiga, mengingatkan, menghidupkan kembali, ataupun mengulang berbagai kisah akan membuahkan kesenangan tersendiri.
Keempat, manusia butuh bantuan dalam menemukan apa yang membuat mereka senang. Salah satu caranya adalah lewat cerita.
Kelima, tiap individu berusaha memahami percakapan, peristiwa, dan hal-hal yang dialaminya melalui proses bercerita.
Recent Comments