Saya mohon maaf kepada Bung Karno, bukannya tidak ingin mengutip pernyataannya tentang pemuda yang terkenal itu, hanya saja sudah terlalu mainstream, lagipula saya rasa sudah sebagian besar orang mengetahuinya maka anggaplah pendahuluan ini sebuah ajakan untuk mengingatnya.

Dalam kehidupan sehar-hari sering kita temukan berbagai diskriminasi sosial, terhadap perempuan dan juga terhadap anak muda. Tengoklah di lingkungan tempat tinggal kita pastilah ada satu-dua orang yang meremehkan keperkasaan pemuda. Berbagai omongan sumbing terdengar merusak pendengaran kita orang-orang muda ini. Dimulai dari anak muda cuma mengerti cara bersenang-senang. Anak muda (sekarang) tidak mau memeras keringat. Anak muda sekarang egois. Anak muda sekarang, bukannya bangga dengan bahasa dan budaya sendiri malah ikut-ikut bahasa dan budaya asing. Terkagum-kagum dan bangga dengan orang luar, bukan dengan bangsa sendiri. Hadeeh.

Gondok? Kesel?
Saya iya, sangat malah. Tapi tentu tidak men-judge kalau pernyataan itu sebenarnya salah. Ada benarnya juga dan kita mesti bisa terima bahwa sekarang memang seperti itu realitanya. Tengok saja, kebanyakan anak-anak muda sekarang.

Pernah suatu ketika, tidak cuma satu kali, saya temukan banyak teman yang ‘curhat’ ke saya atau melalui media sosial bahwa dia tidak bangga jadi anak Indonesia. Apa sebab? Tentu banyak sekali. Banyaknya mafia di negeri ini, ketidakjujuran bertebaran, koruptor bak selebritis, birokrasi berbelit-belit dan segala hal yang merujuk pada kesimpulan bahwa “kita kecewa kepada anak-anak tua, para pejabat, para pimpinan yang makan enak di atas penderitaan rakyat”. Bahkan ada yang bilang menyesal lahir di Indonesia serta membanding-bandingkan Indonesia dengan negara luar. Mendengar hal itu segera saya bantah “kalau lo bosan tinggal di sini (Indonesia) pergi saja ke luar”.

Pun nyatanya banyak orang bermental kerupuk, bermoral bobrok di negeri ini, apakah berarti tidak ada orang baik di dalamnya? Jangan bandingkan Indonesia dengan Jepang dalam hal kejujuran dan kedisiplinan kalau kamu masih sering nyontek dan bolos sekolah. Jangan bandingkan Indonesia dengan Korea Selatan atau Iran dalam militer dan persenjataan kalau kamu belum tahu sebenarnya kita diembargo oleh AS. Jangan badingkan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan Eropa kalau tidak sadar banyak tikus di pemerintahan, tingkat desa sekalipun.

Sayangnya, Kita Cuma Anak Muda
Bukannya tidak ada anak muda yang berniat memperbaiki negeri ini, ada lah, banyak malah. Hanya saja belum maju sudah mundur. Saat orang-orang meragukan kemampuan kita, saat pandangan skeptis merongrong semangat sadarilah bahwa mereka butuh satu mata lagi untuk mampu melihat potensi kita. Pernah dapat bantahan seperti “kamu belum dewasa untuk memikirkan ini”, “serahkan saja pada yang lebih berpengalaman” dan lain-lain? Sekian banyak kelakar yang mendiskreditkan anak muda, yang mengatakan pemuda melempem. Jangan benarkan, bantahlah dengan perbuatan.

Jika Kau Kecewa, Gantikan Mereka
Banyak orang kecewa dan meninggalkan hal yang ia kecewakan itu. Mencoba menarik diri darinya dan membangun kenyamanannya sendiri. Menurutku itu bukan solusi. Jika kau kecewa dengan para pendahulumu perbaiki diri dan rebut posisi mereka. Nasib bangsa ini tidak akan berangsur baik jikalau kita tetap biarkan orang yang tidak tepat naik memimpin. Sudah saatnya negeri yang besar dan kaya ini dipimpin oleh orang-orang baik yang tidak lembek terhadap asing. Dipimpin oleh orang-orang terdidik dan tidak terbiasa dengan perilaku curang. Oleh orang-orang yang datang dengan tujuan mengubah bukan menjarah. Dan saya yakin orang itu adalah kamu, percayalah.

error: Konten dilindungi