Dulu saya sering mendengar lagu-lagu grup nasyid Raihan, salah satu lagu mereka yang saya sukai adalah lagu Bismillah. Lagu Bismillah itu mengajak kita buat memulai sesuatu dengan awalan bismillah dan akhiran alhamdulillah, agar setiap apa yang kita kerjakan itu mendapat rahmat dari Allah dan berujung dengan imbalan pahala. Lagu Raihan itu mengajak kita buat menjadikan semua hal yang kita perbuat (selagi itu bukan maksiat) menjadi sebuah amalan yang bernilai. Semakin lama saya mendengar lagu itu semakin saya berpikir tentang awalan dan akhiran itu. Ditambah ketika saya menyaksikan adik sepupu saya yang baru berumur 2 tahun terbata-bata dan cadel membaca bismillah ketika akan makan. Duh, lucunya, saya tersenyum dibuatnya. Tapi setelah itu merenunglah saya perihal awalan dan akhiran itu. Ah, bukankah dua kalimat itu sudah sedari dini diajarkan oleh ayah dan ibu bahkan sebelum seorang anak dapat melakukan apapun selain menangis dan menyusu. Ibu akan membacakan bismillah buat si bayi ketika akan memberikan ASI. Ibu akan mengajak anak menirukan kalimat bismillah yang diucapkan ibu. Hingga sang anak benar-benar fasih mengucapkan kalimat itu karena diulang-ulang ketika shalat, ketika akan mengaji, dan sebelum makan.

    Lagu Raihan itu mengajak kita buat menerapkan awalan dan akhiran tersebut pada setiap perbuatan yang akan kita lakukan agar perbuatan kita bernilai amalan. Bismillah tidak saja dibaca ketika shalat, ketika akan mengaji, dan ketika akan makan tetapi juga saat-saat yang lain seperti membaca, menulis, olah raga dan sebagainya. Alhamdulillah tidak hanya dibaca ketika mendapat rezeki atau ketika bersin tetapi juga setiap menyelesaikan sesuatu. Betapa banyaknya pahala yang akan kita tabung buat kehidupan akhirat dengan begitu. Semoga kita semua dapat menerapkan dan mendapatkan rahmat dari-Nya. Aamiin ya Rabb. (Fadli Hafizulhaq, mahasiswa Fakultas Teknik, UNAND)

*Mantagi Singgalang Minggu, 3 Juni 2012








error: Konten dilindungi