Jangan bilang : “Apalah yang bisa kuberi, toh akunya begini!”
Tapi : “Meskipun begini, sekurang-kurangnya aku masih bisa tersenyum, atau memberi sedikit nasehat, atau …”
Sebab :
“Sebaik-baik adalah manusia yang bermanfaat bagi yang lain”
(Muhammad SAW)
Sahabat, salah satu perekat ukhuwah adalah ketika saling memberi. Memberi dengan setulus hati, semata mengharap ridho Ilahi. Sebab memberi adalah sebuah bentuk ungkapan cinta.
                Ketika seorang saudara tengah bersedih hati, keseringan menunduk sebab kepala begitu beratnya, masalah begitu jahatnya, hingga membuatnya linglung. Kadangkala ia menangis namun pada kita ia masih berusaha tersenyum. Ketika ditanya apa gerangan, ia bilang “Aku tak ingin menyusahkanmu”. Namun sebenarnya ia begitu mengharapkanmu berada disisinya. Menanyakan apa masalahnya, memberi nasehat, apalagi menghiburnya agar tersenyum. Sesungguhnya saat itulah yang tepat untuk memberi, meski sedikit yang bisa kita lakukan, tapi yang sedikit itu bisa jadi sangat berarti.

Sewaktu penulis mengikuti sebuah forum, seorang sahabat bertanya  pada pemateri : Bagaimana ketika kita sering memberi sedang ia tak ada reaksi. Kita terus yang memberi sedang ia tidak. Apakah kita harus tetap memberi?
Pemateri waktu itu tersenyum dan berkata : Berarti tidak ada keihklasan atas apa yang diberi itu!
Sebuah rahasia kecil bahwa sesuai hukum fisika aksi-reaksi pada hakikatnya memberi adalah untuk menerima. Hal-hal baik yang kita lakukan takkan sia-sia dimata Allah.Jangan pernah lelah memberi ‘aksi’, karena ‘reaksi’ bukan hanya ketika kita hidup di dunia tapi juga di akhirat yang berkali lipat jumlahnya. Wallahu ‘alam bi shawab.
error: Konten dilindungi