Seiring pertumbuhanmu dari kanak-kanak menjadi pribadi dewasa, kamu pasti punya beberapa mimpi. Satu dari mimpi itu barangkali adalah ingin memiliki rumah sendiri. Ketika memiliki rumah, kamu akan dinilai sebagai pribadi yang mandiri. Bagaimana pun, menjadi mandiri adalah salah satu bukti kedewasaan seseorang, bukan?
Namun sayangnya, ada satu permasalahan yang rasanya hampir semua kita hadapi. Masalah itu adalah keterbatasan biaya yang kita, kaum milenial, miliki. Nyatanya, sebagian besar milenial belum bisa disebut mapan. Rintangan ini pada akhirnya mendorong milenial untuk mengatur strategi agar impiannya untuk memiliki rumah milenial lebih mudah untuk diraih.
Salah satu strategi itu adalah menetapkan konsep rumah milenial yang hemat sehingga lebih mudah untuk diwujudkan. Lalu, apa saja sih konsep-konsep itu? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Konsep Rumah Milenial
Rumah minimalis
Jika kita bicara tentang rumah milenial yang ramah di kantong, maka rumah minimalis adalah solusinya. Konsep minimalis sangat cocok dan sering diadaptasi sebagai desain rumah milenial.
Tata ruangnya sederhana dan efisien, eskterior dan interiornya juga polos. Rumah milenial nan minimalis bisa dibangun pada lahan yang terbatas. Namun meski pun minimalis, kamu masih bisa mengoptimalkan tata letak rumah dan membuat ruang tambahan dengan menambah tingkat atau lantai jika diperlukan.
Menariknya, konsep rumah minimalis atau tiny house menjadi solusi tepat untuk hunian di kota-kota besar yang memiliki lahan kosong yang terbatas. Tidak hanya di Indonesia, rumah minimalis juga menjadi tren di negara besar seperti Amerika Serikat lho.
Dari survei yang dilakukan oleh National Association of Home Builders (NAHB) Amerika Serikat pada tahu 2018 lalu, 63% dari milenial mempertimbangkan untuk membeli tiny house sebagai hunian mereka. Persentase ini menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan Gen X dan Baby Boomers. Ini menunjukkan bahwa rumah minimalis adalah tipe rumah milenial terbaik untuk dimiliki.
Open plan atau ruangan terbuka
Kebanyakan orang beranggapan bahwa rumah minimalis itu sempit, padahal itu sangat tergantung dengan desainnya. Agar rumah minimalis bisa terasa lebih lapang, ia harus didukung dengan konsep open plan atau ruangan terbuka.
Gampangnya, open plan adalah desain ruangan besar yang terbuka tanpa ada sekat. Pemilik rumah dapat menggunakan ruangan besar tersebut untuk berbagai kebutuhan. Sebagai contoh nih, ruang keluarga dan dapur dapat digabung dalam satu ruangan besar.
Kamu juga bisa merancang rumah milenial yang mana ruang tamu, ruang keluarga, dan dapurnya dalam satu ruangan terbuka. Hal yang perlu dilakukan adalah menempatkan furnitur di bagian-bagian yang tepat. Konsep open plan tidak hanya akan membuat rumah minimalis terasa lapang, tetapi juga menghemat biaya pembuatan dinding-dinding penyekat antar ruangan.
Dinding bata atau semen ekspos
Konsep rumah milenial hemat lainnya adalah menggunakan bata ekspos atau semen ekspos pada dinding. Baik untuk dinding bagian luar dan/atau dinding bagian dalam.
Yang dimaksud dengan bata ekspos adalah membiarkan dinding bata secara polos atau tanpa plester. Hanya saja, karena dibiarkan polos, susunan bata tentu harus rapi dan menggunakan bata hias.
Selain itu, membuat dinding semen ekspos juga bisa mewujudkan impian rumah milenial hematmu. Biarkan dinding polos dengan semen saja tanpa adanya acian dan cat. Keunggulan dua konsep ini adalah dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan rumah.
Lebih jauh, baik bata ekspos dan semen ekspos termasuk konsep yang menjadi tren beberapa tahun belakangan lho. Jika kamu ingin mengadaptasi konsep yang sama, akan lebih baik jika kamu berkonsultasi dengan arsitek terlebih dahulu. Kok gitu? Agar walau pun rumahnya low budget, tapi tetap memiliki nilai seni nan indah.
Low cost furniture
Salah satu sebab yang membuat rumah milenial mahal adalah karena harga furnitur pengisinya mahal. Kamu mungkin bisa menekan biaya pembangunan eksterior rumah, tapi jika salah pilih furnitur, total biaya juga akan menjadi besar. Sehingga, menggunakan low cost furniture atau furnitur yang harganya terjangkau bisa membantumu mewujudkan rumah milenial yang hemat dana pembangunan.
Oh ya, salah satu pilihan furnitur yang ramah di kantong adalah furnitur yang terbuat dari kayu. Kayu yang dimaksud tentu bukan kayu mahal seperti kayu jati, kayu merbau atau jenis kayu kelas 1 lainnya. Kamu bisa membeli furnitur kayu yang lebih terjangkau, seperti furnitur dari kayu mahoni misalnya.
Lebih lanjut, penghematan bisa semakin ditingkatkan jika kamu mau memilih furnitur kayu tanpa pernis. Selain itu, memilih furnitur dari kayu olahan seperti plywood, medium density fiberboard (MDF), dan particle board mungkin juga cocok dengan anggaran yang terbatas.
Baca juga: Ragam Alasan Mengapa Harus Ikut Kursus Bahasa Inggris Kini Tanpa Tunggu Nanti
Dekorasi DIY
Terakhir, hal lain yang dapat membuat biaya pembangunan rumah milenial itu mahal adalah dekorasinya. Dari pada membeli semua pernak-pernik atau dekorasi rumahmu, kamu bisa mencoba untuk membuatnya lho.
Ada banyak ide dekorasi DIY (do it yourself) yang bisa kamu temukan di internet. Kabar baiknya, kita bahkan bisa membuat dekorasi cantik dan menarik dari bahan-bahan bekas atau yang tidak lagi terpakai. Membuat sendiri dekorasi rumah tentu akan mengurangi jumlah pengeluaran. Kita jadi bisa mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan lainnya yang lebih penting.
Nah, beberapa konsep di atas bisa kamu coba terapkan jika kamu ingin memiliki rumah milenial yang hemat dan mudah untuk diwujudkan. Selain itu, kamu juga bisa mengangsur-angsur pembangunan rumah milenial impianmu secara bertahap sembari mengumpulkan lebih banyak dana. Hanya saja, kamu harus bersabar lebih lama untuk bisa tinggal di rumah itu. Semoga artikel sederhana ini bisa membantumu dalam merancang rumah impianmu.
Waaah bikin makin gemes nabung biar bisa cepet dekor dekor, makasii ka tulisanya