Apa yang kamu lakukan ketika bertemu sahabatmu di tengah jalan? Ketika kamu dan dia (atau mereka) sudah lama sekali tidak bertemu. Jika boleh saya terka, mungkin sebagian dari kamu akan berteriak, menjabat tangannya erat-erat hingga memeluknya. Lalu bilang long time no see, udah lama sekali ya gak ketemu–ya, dalam kondisi normal, bukan di saat pandemi seperti sekarang ini.
Kalimat itu atau kalimat lain yang kamu ungkapkan nyataya bermuara pada satu kata yang sama, yaitu rindu. Kemudian, apakah yang menghadirkan rindu itu? Jawabannya adalah cinta, tak ada rindu tanpa cinta. Lantas, apakah se- atau banyak suatu yang menghadirkan cinta? Salah satunya adalah pertemuan. Lebih lanjut tentang bahasan cinta, kamu bisa baca di artikel Cinta dari behangat.com.
Seperti yang saya katakan tadi, satu dari hal yang menghadirkan cinta adalah pertemuan, kalian bertemu dan bercengkrama. Bertukar cerita. Senang dan susah. Intensitas pertemuan berbanding lurus dengan ikatan yang terjalin. Tidak pernah bertemu jadilah orang asing. Sesekali bertemu sebutannya kenalan biasa. Sering bertemu, udah bisa disebut teman. Lebih sering dari biasanya, selamat, bisa disebut sahabat.
Lalu bagaimana kalau tiap hari ketemu? sampai enek lihat wajahnya? Sebut deh saudara–sampai kemudian satu atau dua hal membuat kalian terpisah, tak lagi serumah. Memang tidak ada standar baku untuk mengukur sejauh mana ikatan yang telah kalian jalin, tapi,… hati bisa mengukur dengan cara yang tidak bisa dinalar!
Bermula dari pertemuan
Kamu pasti pernah mengalami, ketika masih satu atap, dengan kata lain satu kontrakan, satu komunitas, satu organisasi, satu bidang atau apapun kalian bisa bercengkrama dengan lepas. Tertawa tanpa dibelenggu malu, atau bully mem-bully tanpa ada sakit hati. Keberadaan kalian yang satu atap memungkinkan pertemuan mencapai intensitas/frekuensi sering, pertemuan yang sering itulah yang ,sadar atau tidak, menjadi faktor utama pembentuk kedekatan di antara kalian. Yang menghadirkan cinta di antara kita (cieee).
Tapi,… di manapun bermula sebuah pertemuan, pasti ada ujung yang bernama perpisahan. Seegois-egoisnya manusia ia tidak akan bisa memaksakan orang lain untuk menapaki jalan yang persis sama dengannya. Akhirnya, kamu dan sahabat/saudaramu terpisah.
Aku di sini dan kau di sana, kita berjumpa via suara (jadi teringat lirik sebuah lagi). Satu-dua minggu pertama. Satu-dua bulan pertama cinta yang kalian bangun sebelumnya berbuah rindu yang ranum. Tiga-empat minggu setelahnya. Tiga-empat bulan, seiring berkurangnya intensitas atau frekuensi pertemuan, serta jarak yang ikut andil, kedekatan kalian menguap di ruang waktu.
Well, setelah uraian-uraian njelimet di atas menjadi masuk akal ketika kita bertanya kenapa dulu ketika KKN dekat, setelah itu gak. Kenapa dulu ketika satu organisasi dekat, setelah itu gak. Kenapa dulu ketika satu kos dan satu kontrakan deket, sekarang bahkan tidak tau kabar satu sama lain. Namun istimewanya cinta ia bisa diikat, saling mengontak dan mengunjungi adalah adalah tali yang paling kuat.
Namun apakah upaya untuk menghadirkan kembali cinta itu hanya itu? Tentu saja tidak, yuk kita bahas lebih lanjut tentang ini.
Cara Menghadirkan Kembali Cinta
Di suatu waktu kehidupan kita mungkin kita pernah punya teman dekat, dan kita mencintainya. Cinta di sini dalam artian universal ya, cinta kepada sesama manusia dan sesama makhluk ciptaan-Nya. Namun seiring berjalannya waktu, kita dengan orang yang pernah dekat itu menjadi jauh secara perlahan, hingga kini tak lagi kontak-kontakan.
Sebagai contoh, hubungan kita dengan sahabat sewaktu masih duduk di Sekolah Dasar. Jika mungkin menurutmu itu terlalu jauh, mungkin bisa kita naikkan dengan teman sewaktu Sekolah Menengah Atas. Adakah jalinan pertemananmu masih sehangat dulu? Saya rasa tidak, sebab saya pun merasakannya, bahkan dengan teman-teman satu “geng” yang dulu dekatnya luar biasa.
Terlepas dari bagaimanapun kondisi hubungan itu saat ini, setujukah kamu bahwa ikatan persahabatan adalah sesuatu yang berharga? Jika iya, mungkin kamu bisa melakukan beberapa cara menghadirkan kembali cinta berikut ini.
Mulailah mencari nomor kontak yang bersangkutan
Satu hal yang membuat kita tidak lagi berkomunikasi dengan teman lama adalah karena kita memang tak lagi memiliki kontaknya. Hal yang sama terjadi pada saya. Beberapa waktu lalu seorang teman dekat di waktu SMA menambahkan saya sebagai teman di Facebook. Jejaring sosial tersebut benar-benar sangat membantu dalam mencari kontak teman lama. Kamu juga bisa melakukannya.
Jangan malu untuk Say Hi!
Setelah permintaan pertemanannya saya konfirmasi, saya memberanikan diri untuk mengucapkan salam dan menanyakan kabar. Dulu ia masih tergabung ke grup WhatsApp kelas kami di waktu SMA, cuma ternyata nomor WA nya itu tidak aktif lagi. Ia bahkan bertanya apa saya sudah menikah atau belum. Itu berarti ia sudah 2 tahun (atau mungkin lebih) tidak terkoneksi dengan kami. “Ya, alhamdulillah sudah” jawab saya.
Memang perasaan malu untuk menyapa dan menanyakan kabar teman lama itu akan selalu ada. Itu bisa jadi disebabkan karena gengsi dan sebagainya. Hanya saja, bagaimana pun ia adalah seorang teman yang bisa saja membutuhkan bantuan dari kita–meski hanya sebuah bantuan moril.
Berikan bantuan jika mereka layak dibantu
Tak seorang pun yang tahu bagaimana hidup akan membawanya. Nyatanya banyak teman lama kita yang barangkali memang tak seberuntung kita di dalam kehidupannya. Orang-orang seperti itu adalah orang yang layak untuk dibantu, dan saya rasa mereka akan sangat menghargai itu.
Kunjungi mereka jika kamu sempat
Ketika kita sudah beranjak jauh dari kampung halaman menuju perantauan, ketika itu kita tak lagi punya waktu untuk menemui teman-teman. Padahal dulu ketika masih sekolah sering sekali mampir ke rumahnya, tapi sekarang pulang ke rumah orang tua saja harus menunggu sekian periode lamanya.
Sebagaimana yang saya ceritakan tadi, pertemuan dapat menghangatkan cinta antara kita dengan sesama. Meski hanya pada saat hari raya, mungkin kita bisa mencoba mengunjungi sahabat-sahabat lama untuk sekadar bernostalgia atau bertukar cerita.
Kirimkan doa terbaik pada mereka
Cara terakhir dalam menghadirkan kembali rasa cinta itu adalah dengan mengirimkan doa bagi orang-orang yang dulu pernah dekat dengan kamu. Luar biasanya doa, ia tidak terbatas oleh jarak. Ia bisa menembus ruang. Ia bahkan dapat membubung tinggi ke angkasa dan diaminkan oleh para malaikat, serta semoga dikabulkan oleh Tuhan pemilik alam semesta.
Mungkin semua upaya yang sudah saya tuliskan di atas tak bisa kita kerjakan karena satu atau dua hal, oleh karena itu, sebutlah nama-nama teman-teman terbaikmu dulu di dalam doamu. Bukankah sedikit banyaknya ada kontribusi mereka terhadap pencapaian dan pribadimu saat ini? Hei, jangan sekali-kali mencoba menjadi kulit kacang yang lupa diri (dan nasehat ini utamanya adalah untuk diri saya sendiri).
Kesudahannya, semoga kita bisa menghargai setiap hubungan baik yang pernah kita jalin dengan orang-orang di dalam kehidupan kita. Percayalah bahwa seseorang tak pernah bisa tumbuh dan besar sendiri, ada bantuan orang-orang lain sepanjang kehidupannya. Oleh karena itu, mari kita tanamkan niat bahwa kita juga mesti membantu sesama. Agar terjalin dan bersemi cinta di antara kita.[]
wkwk sy kok ketawa pas kalimat..”sering ketemu jadi enek.”.ga gumoh sekalian uda wkwk..kejam sekali sampai enek.. tapi begitulah cinta.. ada manis ada sepet ya nano nanolah..hihi..betul kita tdk bisa tanpa orang lain maka jalin hubungan dengan siapapun atas nama “cinta” seperti hubungan manusia dng Tuhan nya yg penuh cibta kasih nan tulus..
Dulu zaman kul, ada nasyid SP (Suara Persaudaraan) dari Malang, “Tiada kata indah selain kata ukhuwah.. dst” intinya org2 yg menjalin cinta karena Allah akan mendapatkan perlindungan di yaumil mahsyar kelak
kangen sama teman-temen sekolah, saya pasti selalu heboh kalau bertemu sama mereka lagi, haha. sayang biasanya bisa bukber momen setahun sekali, tapi ternyata lagi pandemi. ya sabar aja deh.
Pernah gak sengaja ketemu teman yang dulu pernah jadi pacar di warung bubur. Hahaha. Untungnya saya datang sama suami, dia juga datang sama istri, say hi seperlunya aja jadinya
Setuju banget aku kak, jangan mau untuk bersapa duluan, nggak rugi koq ya…
Tulisannya bikin kangen teman-teman di kampung ih. Dulu suka bikin geng untuk musuhin anak cowok yang disukai banyak cewek. Ah lama sekali belum pernah bertemu mereka lagi.
Ketika lama berpisah dengan sahabat tapi setelah bertemu kembali dan menjalin komunikasi kami seperti langit dan bumi. Tak ada yang perlu disesali. Yang penting sudah memberikan yang terbaik. Manusia memang bisa berubah dan kami mungkin tidak satu visi lagi, ya sudah mundur perlahan-lahan saja
kalo jaman dulu tuh sering banget denger lagu “rasa cinta pasti ada pada makhluk yang bernyawa”
enak ga enak, nikmati aja cinta yang mengalir hihihi
Menyapa duluan emang lebih enak ya, Uda. Biar menurunkan gengsi sekalian. Berharap banget bisa segera terselesaikan pandemi ini, biar bisa menuntaskan rindu sama temen-temen sesama pembaca buku. Jadi kangen mereka
Bener banget, nggak ada salahnya menjalin kembali hubungan baik dengan teman yang sebelumnya terpisah jaral atau komunikasi karena kesibukan masing-masing. Asal jangan tiba-tiba nanya kabar terus minjem duit aja :p
Beberapa bulan terakhir saya merasa semakin connected sama teman-teman lama. Surprises juga ada teman SD yg DM ke IG atau FB begitu mereka nemu akun saya. Rasanya bahagia sekali masih diingat teman masa kecil. Begitu rasanya ternyata ya.
aku jadi ingat dengan temanku di kampung, dia sempat dari SD, SMP, SMA selalu 1 sekolahan dan saat itu kami bermain bersama bahkan kemana-mana selalu bareng, kita gak pernah ketemu sampai saat ini saat lulus sekolah dia lanjut kuliah di semarang dan aku lanjut di jakarta. Semoga bisa ketemu lagi dan membicarakan cerita yang seru kembali dan juga bisnis
Pas banget tulisannya,Kak. Kemarin malam mimpi dikunjungi teman- teman kuliah. Paginya berkabar dengan beberapa teman dan kami janjian ketemu via Zoom. Semoga terealisasi 😀