Mungkin banyak orang di luar sana yang beranggapan prinsip yang kamu pegang hari ini adalah prinsip yang aneh, tapi benar deh, kamu tidak perlu berpikiran itu sesuatu yang perlu ditutup-tutupi. Tentang status percintaanmu kini, dan semua hal yang terkait padanya. Meski gelar jomblo itu harus melekat padamu, itu tak mengapa. Sebab, jauh sebelum orang lain menghakimimu, kamu telah memperhitungkan segala sesuatunya.
Meskipun teman-temanmu bilang bahwa masa muda itu seharusnya dinikmati dengan bersenang-senang. Tapi biarlah mereka dengan pemahaman mereka, toh kamu sudah bahagia dengan masa mudamu yang kamu isi dengan berjuang. Sakitnya perjuangan hari ini tidaklah seberapa, dibanding balasan yang akan kaudapatkan suatu hari nanti yang kaupercayai. Dan, bukannya kamu tak butuh cinta, yakinkanlah hatimu bahwa hari ini kamu hanya menunda. Biar kamu jauh lebih yakin, 10 alasan ini perlu untuk benar-benar kamu yakini.
#1 Bukannya tak pernah iri pada orang lain, tapi kau mesti yakin cinta akan datang pada waktu yang tepat
Terkadang melihat orang lain berpasangan bikin gregetan. Eh, enak kali ya mereka bisa memadu asrama, eh maksudku asmara. Tapi kamu tidak boleh larut dalam ke-iri-an yang tak perlu itu. Meski tidak hari ini, cinta pasti akan datang di waktu yang tepat. Saat semua persiapan telah paripurna, dan kamu dapat mencintai dengan sempurna.
#2 Sebab sebelum mencintai dia, kamu telah mempunyai banyak hal untuk kauperhatikan dan kaucintai
Dia yang akan kamu cintai sejatinya bukanlah cinta pertamamu, sebab sebelum menjalin cinta dengannya kamu telah lebih dahulu jatuh cinta pada orang lain. Pada ibu dan ayahmu. Pada kakak dan adikmu. Pada sahabat-sahabat yang kamu sayangi. Mereka semua di hatimu pasti juga sangat berarti dan sudah lebih dari cukup untuk kamu cintai hari ini.
#3 Kuliah dan percintaan itu sama rumitnya, jangan sampai salah satunya menjadi cemburu dan kamu akan kelabakan jika harus gagal di kedua hal itu
Meskipun mereka berbeda, menghadapi persoalan kuliah dan cinta sama pusingnya. Sama-sama rumit karena materinya. Sama-sama bikin kamu menunggu dan merasakan sakitnya; menunggu dosen pembimbing yang sibuknya luar biasa. Dan ketika salah satunya gagal, sakitnya sungguh tak terkira. Gak kebayangkan bagaimana nantinya jika kamu dihadapkan pada dua kegagalan itu? Fokuslah pada salah satu, jangan bikin salah satunya jadi cemburu.
#4 Aku mendambakan sesuatu yang serius, oleh karena itu aku harus bisa serius dengan diriku lebih dahulu
Cinta sejati itu adalah cinta yang berkomitmen, tak cukup demikian ia juga harus berupa cinta yang bertanggung jawab. Pertanggung jawaban itu harus dijalani dengan serius, dimulai dengan hubungan yang serius pula. Namun sebelum itu kamu harus bisa serius dengan dirimu lebih dahulu, karena menjalankan hubungan tidak bisa coba-coba, pencinta sejati tak sebercanda itu.
#5 Karena dalam menjaga keutuhan suatu hubungan tidak butuh cinta semata, lulus kuliah adalah jalan bagimu untuk persiapkan istana cinta
Kehidupan nyata tidak seideal cerita di film-film atau novel. Pun jika ada cerita pemulung atau tukang ojek yang dapat pasangan kaya raya itu adalah peristiwa langka selangka-langkanya. Di samping itu, kamu dan pasanganmu (kelak) tidak akan bisa hidup hanya dengan cinta semata. Makan itu pakai nasi, bukan pakai cinta. Beli baju juga pakai uang, bukan pakai cinta. Dan perkuliahan yang biasa kamu jalani hari ini adalah bentuk dari usahamu untuk memberikan cinta yang layak dalam mahligai yang akan kamu (dan dia) bangun kelak. Lulus dulu lah yak.
#6 Dia bukan satu-satunya tanggung jawabku, maka saat ini biarlah untuk berbakti kuhabiskan waktuku
Tak semua anak lahir dari keluarga kaya, bukan? Pun ketika ia lahir dari keluarga yang berkecukupan, ia tetap harus jadi seorang yang berpendirian. Jauh sebelum mepertanggung jawabi seseorang, kamu harus bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Sudah gitu, tanggung jawabmu nyatanya tak sekecil itu. Belum lagi jika kamu adalah anak pertama, masih ada orang tua tempatmu berbakti dan saudara-saudara tempatmu berbagi. Maka saat kamu telah berhasil kelak, pastikan kamu bahagiakan mereka dulu,… mungkin bisa dimulai dengan gelar sarjana yang bisa kamu dapat dengan secepatnya.
#7 Aku percaya sebenar-benarnya percaya pada janji Tuhan, bahwa jodoh adalah cerminan diri, perjuangan ini kuisi sembari memantaskan diri
Jika kamu bisa menjadi orang yang berhasil, jodohmu kelak bisa jadi seperti itu pula. Ketika kamu berusaha menjadi orang baik, maka Tuhan akan pertemukanmu dengan orang baik pula. Hari ini kamu mati-matian berjuang untuk menyelesaikan kuliahmu, di suatu tempat di belahan bumi sana mungkin ia seperti itu juga. Kamu tak perlu khawatir, kamu hanya perlu berjuang untuk kebaikanmu sembari berusaha memantaskan diri.
#8 Sebab bagiku mencintai itu bukan ajang untuk coba-coba, ketika aku memilih untuk mencintai seseorang, aku ingin cinta itu bertahan untuk selamanya
Tiba-tiba penulis jadi ingat Gita Gutawa, dan judul lagunya “Bukan Permainan”. Setujukah kamu, urusan mencintai bukanlah urusan remeh seperti permainan? Sebab cinta itu sejatinya suci, dan mesti dijalani dengan ketulusan hati,… dan komitmen untuk menjaganya untuk waktu yang lama. Bukankah setiap orang selalu merindukan cinta sejati? Dan itu tidak bisa dijalani dengan setengah hati. Jadi hari ini biarlah hatiku dan hatimu untuk kuliah dulu, tentang cinta bisa kita bicarakan nanti.
#9 Jadi jomblo yang berprestasi lagi bersahaja itu lebih mulia ketimbang menjalani cinta yang belum jelas dan halal ikatannya
Tak perlu malu dikatakan jomblo, toh jomblo itu jauh lebih mulia lho. Jomblolah karena prinsip, bukan karena nasib. Dan ukirlah prestasi-prestasi selagi masih sendiri, sebab yakinlah ketika telah berdua kamu tidak akan bisa sebebas sekarang ini.
#10 Dan satu hal ini yang benar-benar harus kamu tahu, jika menyelesaikan skripsi tidak semudah mengatakan cinta
Sesulit-sulitnya menyatakan cinta, kamu masih punya banyak pilihan media untuk melakukannya—bahkan bisa minta dicomblangin teman, pakai surat dan segala macamnya. Tapi kalau urusan skripsi? Kamu bisa dibikin pusing, kesal, nangis dan makan hati. Meskipun mengungkapkan cinta tak semudah bicara, tapi menyelesaikan skripsi tak semudah kelihatannya. Tak percaya? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. Eh, maksudku pada mahasiswa tahun akhir yang tengah dimabuk kepayang—oleh skripsi yang tak kunjung berujung.
Yakinlah bahwa apa yang kamu jalani saat ini tidaklah salah, dan toh kamu pun tak pernah pula menyalahkan orang lain atas apa yang mereka putuskan untuk diri mereka sendiri. Kita hanya perlu menjalani prinsip kita masing-masing, dan bertanggung jawab dengan segala sesuatunya. Dan, untuk dia yang entah di mana. Jika suatu saat nanti kalian bertemu, semoga dalam pertemuan itu kamu hadir di hadapannya dengan sebaik-baik kamu. Dan diapun hadir dengan sebaik-baiknya dia.
Nah sepakat kak, masa muda sebaiknya digunakan semaksimal mungkin ya untuk mempersiapkan masa depan. Karena dengan bekal pendidikan dan pengalaman yg cukup niscaya masa depan akan tercukupi .
Karena pacaran pun butuh biaya ya. Mendingan biayanya buat kuliah sampe selesai. Baru deh mau nyari yang serius pun bisa. Seringnya malah kuliah terbengkalai karena pacaran… (ngomong sama kaca) hehe
haha emang bener sih, menyelesaikan skripsi tidak semudah mengatakan cinta. tapi keduanya pasti bikin deg-degan sangat. apalagi pas sidang skripsi, duh bikin panas dingin tapi kalau lulus dan nilainya bagus bahagia banget. begitu pun pas menyatakan cinta dan diterima. asik bisa nikah dengan seseorang yang disukai hihi
Waktu kuliah S1 dulu saya pernah bantuin tim dosen utk penelitian. Waktu itu temanya ttg praktik perkawinan di bawah tangan di kalangan mahasiswa aktivis dakwah. Wah jd banyak dapat info teman² sendiri yg nikah saat kuliah, hehe. Tp kl saya sendiri berpendapat sebaiknya fokus kul dulu br married.
saya punya teman, enggak pernah pacaran selama hidupnya
sekalinya tertarik dengan seseorang langsung nikah
keren banget