Kita bingung dengan per-politik-an zaman sekarang, di mana orang makan orang, pagar malah makan tanaman. Jangan tanya salah siapa, dan jangan menyalahkan siapa-siapa kalau nyatanya diri kita sendiri masih berlaku tidak jujur. Coba ingat, sudah jujurkah kita dalam ujian sekolah atau kuliah? Dan banyak lagi,…
Orang bilang seniman cenderung menghindari hal yang berbau politis, dalam hal ini mungkin politik praktis, karena mereka punya kacamata yang berbeda. Sudut padangnya berbeda. Para seniman biasanya berdiri di pinggiran bersama rakyat jelata yang dizhalimi oleh pemimpin keji (terlalu kasarkah bahasa saya?) Tapi memang di tengah carut marutnya kondisi Indonesia sekarang, rasanya ingin “pindah dari Indonesia” tapi tentu saja itu salah, yang benar adalah “rubah Indonesia”.
Dimulai dari masuk ke dalam sistem perpolitikan dan semuanya, kita rubah dari dalam,… Sebenarnya kenapa saya menulis ini, jawabnya gara-gara tertarik dengan ucapan Pak Emha Ainun Najib yang dilansir tempo.co, begini kata beliau:
“Do’a saya supaya (KPK) segera bubar, sehingga tidak ada lagi yang namanya korupsi, sehingga tidak perlu lagi yang namanya lembaga ad-hoc pemberantasan korupsi di negeri ini, sehingga Kejaksaan dan Kepolisian berfungsi dengan baik,”
Pendapat Emha tersebut disambut riuh tepuk tangan peserta sarasehan. Hadir di cara ini Ketua KPK Abraham Samad, serta tiga Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain. Ada juga Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Nanan Sukarna, Wakil Kepala Jaksa Agung Darmono, dan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana. Hadir pula para pegiat antikorupsi dan beberapa tokoh antikorupsi.
Abraham dalam sambutannya tidak menanggapi pendapat Emha tersebut. Samad hanya menegaskan pentingnya kebersamaan dalam memberantas korupsi.
Giliran Darmono yang memberi sambutan, juga berbicara hampir sama dengan Abraham. Basri lebih mengedepankan kebersamaan para penegak hukum dalam memberantas korupsi.
Nanan juga tidak menyinggung pendapat Cak Nun. Nanan justru menegaskan agar berani mengkritik polisi yang melanggar hukum. Acara sarasehan ini diselingi dengan penampilan seni Kiyai Kanjeng dan paduan suara dari Kepolisian RI.(dari tempo.co)
Pandangan yang bagus, Pak! (y)
Gimana kalau kita ganti saja KPK dengan FPB?
haha..
dari judul aja bikin ketawa.. 😀
Logika emha selalu keren..