Ngoding Bebas Bete Bersama Ribuan Programmer di Kotakode

by | Jun 24, 2021 | review

Meski saya bukanlah seorang lulusan teknik informatika dan sejenisnya, saya tahu betul bahwa belajar programming itu tidak mudah. Pasalnya semenjak tahun 2009, saya sudah belajar mengenai HTML dasar. Sampai sekarang pun, saya masih belajar lebih lanjut tentang HTML dan CSS. Bagaimana pun, ilmu pemrograman itu terus berkembang dan seorang programmer tidak semestinya berhenti belajar.

Memang nyatanya, saat waktu berlalu, ilmu pemrograman juga bertambah maju dengan berbagai versi baru. Dulu orang-orang menyusun kode-kode aplikasi hanya dengan PHP native atau PHP asli, tapi sekarang sudah banyak yang menggunakan framework seperti CodeIgniter, Laravel, dan sebagainya. Adanya framework ini memudahkan kerja programmer pastinya.

PHP asli pun begitu, bahasa pemrograman yang jamak dipakai untuk mengembangkan website ini sudah berkali-kali memperbaharui versi. Yang terbaru PHP 8 yang dirilis pada November 2020 lalu.

Dan sebagaimana PHP, HTML juga terus diperbaharui. Versi yang saya pelajari tahun 2009 dulu agaknya adalah HTML4, dan sekarang sudah upgrade ke HTML5.

Fenomena ini tentu membuat programmer harus terus belajar, entah itu mengenai syntax baru dan lainnya. Bagaimana pun itu cukup membuat pusing, sehingga wajar tuh kalau banyak yang menganggap coding itu susah. Tapi, benarkah seperti itu? Apalagi setelah bermunculan komunitas programmer seperti Kotakode.

Yuk kita bahas lebih lanjut!

Benarkah Programming Itu Susah?

Jika Anda menanyakan pertanyaan di sub judul di atas pada saya, maka saya akan jawab “relatif” atau “bisa iya dan bisa tidak”. Bagaimana mungkin saya sekonyong-konyong menjawab “susah” saat berbagai kit dan aplikasi programming sudah dikembangkan bahkan untuk anak-anak. Sementara saya juga tidak bisa menjawab “mudah” karena toh banyak programmer yang curhat di internet baik lewat meme (dibaca “mim”) atau pun status media sosial.

Gampangnya jawabnya relatif—cari aman ya, hehe—yah tergantung dari mananya dulu. Pun jika menurut Anda jawaban itu terkesan diplomatis, tapi tak masalah, asal ini bukan jadi pertanyaan wawancara kerja. Eh.

Faktanya programming memang susah dan mudah di saat yang sama. Pasalnya para programmer zaman dahulu harus mengetik kode satu persatu dan kerepotan dengan berbagai library. Itu belum termasuk berbagai error yang muncul setelah panjang mengetik lho. Karena masalah inilah pada akhirnya dibuatkan solusi yaitu pengembangan framework.

Berkat framework, programming jadi lebih mudah, penulisan kode menjadi lebih enteng karena terintegrasi dengan berbagai library. Framework ini memangkas waktu yang dibutuhkan oleh programmer dalam mengerjakan proyek mereka.

Hanya saja, meskipun sudah ada berbagai framework, bukan berarti programmer bebas dari temuan masalah. Sebab masih banyak tuh yang masih bingung dengan penggunakan library, framework hingga Application Programming Interfaces (APIs)—yang mana tidak bisa dilepaskan dari pengembangan perangkat lunak modern. Terkait ini, tentu saja programmer tidak tinggal diam dong, mereka umumnya membentuk komunitas online.

Lebih lanjut nih, sebuah studi bertajuk “Obstacles in Using Frameworks and APIs: An Exploratory Study of Programmers’ Newsgroup Discussions” menyatakan bahwa banyak programmer bertanya dan berdiskusi di suatu forum ketika mereka menemukan masalah dalam pekerjaannya.

Peneliti menganalisa 172 diskusi dan menemukan beberapa original poster atau thread starter menyatakan secara eksplisit bahwa masalah mereka teratasi (solved) sementara yang lainnya tidak.

Forum-forum programmer ini memang sangat banyak di internet, cuma sayangnya hampir semuanya berbahasa Inggris. Namun kabar baiknya, setelah saya coba cari tahu, ternyata ada lho forum atau komunitas programmer Indonesia yang bisa kita kunjungi untuk tanya jawab alias diskusi, forum atau komunitas itu bernama Kotakode.

Kotakode: Forum Kece Tempat Programmer Berdiskusi dan Berkarya

Bagi saya—seorang blogger yang kadang harus mengeksplorasi kode PHP, HTML, dan CSS—menemukan Kotakode itu rasanya seperti kita sudah pergi ke berbagai toko tapi tidak menemukan yang dicari, eh ternyata ada toko yang lengkap di dekat lokasi kita. Barangkali Peter Tanugraha, Michael Englo, dan Anncarel Sanchiabarca sebagai tim pengembang Kotakode juga memikirkan hal yang hampir sama.

Maksud saya begini, jika selama ini programmer Indonesia mencari “bantuan” ke forum-forum luar negeri, kenapa tidak dibuat forum yang asli Indonesia dengan bahasa nasional juga?

Akhirnya lahirlah Kotakode yang merupakan platform yang didedikasikan untuk mengatasi permasalahan bagi para pegiat IT di Indonesia.

Usut punya usut, ternyata Kotakode diluncurkan pertengahan tahun 2020 lalu. Hebatnya, dalam waktu kurang lebih satu tahun, Kotakode sudah memiliki lebih dari 10.000 pengguna, 700-an blog ditulis dan 10.000 lebih pertanyaan dan jawaban. Tentu saja menjadi pertanyaan di benak saya, “kok bisa platform baru bisa mencapai pengguna dan statistik seperti tadi itu?”. Hmm, pasti ada banyak fitur menarik di platform tersebut, pikir saya.

Akhirnya saya mengeksplorasi Kotakode lebih lanjut untuk menjawab rasa penasaran saya. Saya juga ikut membuat akun di sana. Ketika seseorang membuat akun dan masuk ke situs Kotakode, ia akan diarahkan ke halaman atau fitur Pertanyaan atau Forum Q&A, di mana para pengguna bisa tanya-jawab dan berdiskusi. Sebagai platform diskusi pemrograman, tentu saja fitur satu ini harus yang paling diunggulkan.

Pengguna terdaftar bisa mengirimkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari pengguna lain. Menariknya, pengguna yang membantu jawab akan mendapatkan poin kontribusi yang dapat menaikkan levelnya.

Selain itu ada badge atau lencana yang bisa didapatkan seiring kontribusi yang diberikan. Aih, jadi seperti bermain game, ini menyenangkan.

Saya pribadi juga mencoba menjawab pertanyaan dari pengguna lain lho. Sebagai seorang yang baru paham pemrograman dasar, saya tidak berani menjawab pertanyaan di topik yang tidak saya kuasai. Sebagai contoh salah satu pertanyaan mengenai dasar HTML seperti tangkapan layar di bawah ini. Saya mencoba mencoba menjawabnya sesuai pengalaman saya belajar pemrograman HTML, dan saya mendapatkan 5 poin dari jawaban itu.

Fitur Pertanyaan di Kotakode ini bisa jadi “obat” bete atau bosan bagi para programmer nih. Saat Anda atau programmer Indonesia mana pun jenuh dan buntu akibat kode-kode yang tidak bekerja, sang programmer bisa masuk ke Kotakode dan menanyakan masalahnya.

Di samping itu, mereka juga bisa membantu menjawab permasalahan orang lain. Dan hei, bukankah ada kebahagiaan dan kepuasan saat kita membantu orang lain itu? Kotakode merancang fitur Pertanyaan ini dengan apik, sebab saya menemukan beberapa poin positif berikut ini.

Bebas bertanya dan menjawab

Tak ada syarat khusus untuk bertanya dan menjawab, setiap pengguna terdaftar bisa mengirimkan pertanyaan dan jawaban selama ikut pada aturan forum. Namun selain aturan tertulis, tentu juga ada aturan tidak tertulis lainnya, seperti tidak melakukan spam dan hal merusak serta hal yang merugikan pengguna lainnya.

Aturan forum yang ramah pengguna

Para pendiri Kotakode pastinya ingin platform mereka menjadi platform yang ramah pengguna. Oleh karena itulah, mereka meminta pengguna untuk saling menghormati, bersikap sabar, serta ramah. Tidak boleh saling menjatuhkan, tidak ada pelecehan. Juga tidak boleh menanyakan tugas sekolah tanpa ada usaha. Hmm. Dan tentu saja tidak boleh ada pertanyaan di luar topik pemrograman.

Konsep gamifikasi yang menarik

Seperti yang sudah sempat saya singgung sebelumnya, ada poin kontribusi pengguna yang membuat aktivitas di forum serasa bermain game (gamifikasi). Anda bisa mendapatkan poin dari bertanya, menjawab pertanyaan, hingga menulis artikel blog. Lebih lanjut, ada berbagai badge menarik yang bisa pengguna dapatkan untuk meningkatkan personal branding mereka sebagai programmer. Menarik, bukan? Berikut tangkapan layar dari akun saya mengenai badge yang bisa didapatkan seiring kontribusi.

Arsip rapi berkat “tags”

Salah seorang adik saya adalah programmer, ia bekerja di sebuah perusahaan rintisan di ibu kota. Sesekali saya berdiskusi tentang pemrograman dengan beliau, konon katanya dia lagi belajar bahasa Python. Dan tidak hanya adik saya itu, sepertinya banyak programmer yang sedang menggandrungi bahasa pemrograman satu ini. Pasalnya tags “Python” menjadi tags atau kategori dengan pertanyaan terbanyak di Kotakode.

Oh ya, fitur tags itu adalah fitur pemberian tanda pada pertanyaan sehingga terarsipkan dengan baik. Nah, jika ada programmer yang baru mempelajari topik tertentu, ia bisa dengan mudah mencari kumpulan diskusi mengenai topik tersebut dengan menggunakan tags ini.

Grup Telegram untuk diskusi langsung

Kesibukan para programmer agaknya cukup membuat mereka tidak memiliki banyak waktu membuka browser setiap saat, oleh karena itu Kotakode menyiapkan grup diskusi langsung di platform perpesanan Telegram. Sampai saat artikel ini ditulis, sudah lebih dari 4.600 orang bergabung.

Grup Telegram ini bisa digunakan untuk berdiskusi langsung dengan ribuan programmer yang tergabung di sana lho. Anda bisa membuat pertanyaan di web Kotakode dan memberitahukan member di grup tautan pertanyaan Anda di web.

Berbagai poin kelebihan fitur Pertanyaan pada forum programmer Kotakode yang saya ulas di atas tadi membawa saya pada sebuah kesimpulan bahwa platform satu ini tidak kalah dengan platform serupa yang berbahasa Inggris. Toh ternyata pendiri Kotakode memang terinspirasi dari platform luar seperti Stack Overflow, maka tak berlebihan jika saya mengatakan bahwa Kotakode adalah “Stack Overflow”-nya Indonesia.

Oh ya, selain fitur Pertanyaan untuk diskusi pemrograman ini, Kotakode masih punya beberapa fitur unggulan lainnya lho. Seperti fitur Blog yang memungkinkan pengguna untuk  menulis artikel seputar pemrograman. 

Lalu ada Kotakode Live atau webinar pemrograman dengan narasumber-narasumber berpengalaman di bidangnya. Webinar ini bertajuk KotaTalks dan sudah berlangsung hingga KotaTalks 19 lho. KotaTalks 20 akan dilaksanakan pada Sabtu, 26 Juni 2021 dan itu bisa diikuti secara gratis.

Kotakode memberikan berbagai fasilitas yang menarik dan gratis bagi pengguna. Ini adalah sebuah kabar baik untuk dunia pemrograman di Indonesia, bukan?

Saya menilai dan percaya, Kotakode adalah komunitas yang bisa menunjang programmer Indonesia untuk bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Lokomotif dan Gerbong Programmer Indonesia Telah Muncul; Sebuah Kesimpulan

Sebagai salah seorang generasi muda Indonesia, saya selalu berusaha memelihara sikap positif. Saya pribadi yakin bahwa Indonesia memiliki begitu banyak talenta-talenta berkualitas di bidangnya masing-masing, salah satunya adalah bidang programming. Hanya saja, selama ini talenta-talenta tersebut belum menemukan komunitas yang nyaman untuk sama-sama bertumbuh dan berkembang.

Di samping itu, ranah programming sangatlah potensial menimbang semakin banyaknya generasi muda yang mempelajarinya di jalur pendidikan formal maupun nonformal.

Fakta ini didukung oleh sebuah publikasi Kompas.com tentang prodi saintek paling diminati dalam SNMPTN 2021 lalu.

Posisi pertama diduduki oleh Teknik Informatika, Universitas Padjajaran. Ini menggambarkan bahwa prodi informatika dan rumpunnya semakin diminati di Indonesia.

“Lalu apa hubungannya dengan Kotakode?” tanya pembaca.

Kotakode sudah memiliki sistem yang cukup baik untuk menjadi sebuah lokomotif dari gerbong-gerbong programmer seluruh Indonesia. Platform ini memang platform untuk diskusi, tapi secara tidak langsung juga menjadi platform untuk belajar bagi programmer pemula atas permasalahan yang ditemukannya selama bekerja.

Jadi, yuk bergabung dengan Kotakode dan jadilah bagian dari kereta cepat programmer Indonesia menuju kesuksesan.

Referensi:

  • Situs resmi Kotakode di https://kotakode.com
  • Daqing Hou dan Lin Li. 2011. Obstacles in using frameworks and APIs: An exploratory study of programmers’ newsgroup discussions. 2011 IEEE 19th International Conference on Program Comprehension.
  • Dian Ihsan. 2021. 10 Prodi Saintek dan Soshum Paling Diminati di SNMPTN 2021. Tersedia di https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/22/191801571/10-prodi-saintek-dan-soshum-paling-diminati-di-snmptn-2021
error: Konten dilindungi