Saatnya Bijak Kelola Sampah, Sebelum Kehidupan di Bumi Terlanjur Punah
Cuma, ada satu yang menarik. Jika dulu makhluk hidup punah karena fenomena alam, sekarang malah sebaliknya: alam terancam punah karena fenomena atau ulah makhluk hidup. Ada banyak sih penyebabnya, salah satunya adalah karena sampah yang terus melimpah.
Kepunahan Makhluk Bumi Akibat Sampah Bukan Omong Kosong
Agaknya kita sudah tahu dari mana sampah plastik itu berasal, bukan? Yap, dari buruknya pengelolaan sampah kita.
Mirisnya lagi, sebuah studi bertajuk “Plastic waste inputs from land into the ocean” tahun 2015 lalu menyebutkan bahwa Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua dengan total sampah 187,2 juta ton.
“Ah, itu bukanlah sebuah masalah yang besar” pikir sebagian orang. Aih, mereka hanya tak tahu bahwa mikroplastik yang mencemari ikan-ikan di lautan juga memberi dampak pada makhluk hidup lainnya, tidak terkecuali manusia.
Ikan yang telah tercemar akhirnya kita jadikan santapan. Itu berarti sampah plastik tadi kembali ke diri kita. Tubuh kita. Mengalir di darah kita. Bermuara ke jantung dan menyebar lagi ke sekujur tubuh kita. Menjadi racun dan penyebab penyakit.
Apa ujungnya? Tingkat kesehatan manusia menurun yang akhirnya menurunkan angka harapan hidup. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tak mungkin manusia akan menjadi lemah dan perlahan punah.
“Hii, kok seram?” pikir Anda. Hei, itu adalah ancaman yang nyata, manusia telah memulai sendiri awal kepunahannya. Karenanya, sebelum semuanya memburuk, kita harus melakukan sesuatu. Mulai dari hal yang sederhana: mengelola sampah pribadi kita.
Cara Mudah dan Bijak Mengelola Sampah Pribadi
Semua masalah itu sebenarnya bisa ditangani asalkan kita bijak mengelola sampah mulai dari diri sendiri—tanpa menunggu orang lain. Alasannya sederhana, yaitu “sampahku adalah tanggung jawabku”.
Lantas, bagaimana cara mudah dan bijak mengelola sampah sendiri? Beberapa langkah di bawah bisa Anda coba lho.
Bekali diri dengan ilmu tentang sampah terlebih dahulu
Cukup dengan gawai, kita bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tidak hanya mencari di laman website, mengikuti seminar atau menonton video dan podcast edukasi juga layak jadi pilihan. Salah satunya adalah video dari Waste4Change di bawah ini.
Pilahlah sampah sesuai jenisnya
Terapkan konsep 3R
Sebagai contoh, ada program Recycle with Us dari Waste4Change. Perusahaan Waste Management Indonesia ini bersedia mendaur ulangkan sampah anorganik Anda. Caranya juga mudah, bisa dengan sistem “Send Your Waste” ke lokasi yang ditentukan atau “Drop Your Waste” di titik-titik dropbox Waste4Change. FYI, sampai saat ini sudah ribuan orang yang mengikuti program tersebut dan puluhan ribu kilogram sampah berhasil didaur ulang lho.
Setor sampah terpilah pada pengelola sampah
Ajak orang lain melakukan hal yang sama
Yuk Jadi Penyelamat Bumi dengan Bijak Mengelola Sampah
Saya ataupun Anda tentu tidak ingin itu terjadi, bukan?
Oleh karenanya, sebagai makhluk yang ditakdirkan menjaga bumi, kita perlu sadar dan berbuat sesuatu. Mengelola sampah dengan baik adalah satu dari banyak cara menyelamatkan bumi dari kerusakan dan kepunahan. Akhirnya, yuk jadi penyelamat bumi dengan bijak mengelola sampah kita.
Kalau ditempats aya ada bank sampah uda ..tapi syaratnya sampah yg mau disetor harus sudah dipilah dan bersih . Btw masalah sampah nih sepertinya emang harus diantisipasi sejak dini ya karena dampak ke depannya semakin berat (banyak bahan yng sulit didaur ulang)
Aku gemes juga masalah pengelolaan sampah yg selama ini hanya kumpul angkut buang trus Belieber ke laut cemarin makhluk hidup lainnya. Sedihnya udah susah susah misahin, ambyar pas di TKP di saatuin juga. Waste4change biayanya berapa si Uda? Bayar per angkut apa gmn? Ini menarik banget deh
Di kampung saya, orang2 seenak udel buang sampah d laut. Apalagi yg rumahnya d pinggir pantai dan berprofesi sebagai nelayan. Padahal harusnya mereka yg paling care dngan msalah laut ini. Hmmmm…. Benar2 butuh usaha keras buat nyadarin orang2 tentang bahaya sampah. Artikel sprti ini semoga bisa menjangkau orang bnyak biar bisa sadar.
Sampah bahaya dan akibatnya ternyata semengerikan itu ya…
Saya selalu berandai-andai, alangkah cakepnya kalau pengelolaan sampah di negara kita mengadopsi sistem di jepang atau korea. Yang paling sederhana memang mengurangi sampah dan memilah sampah. Tentu nggak bisa dilakukan sendiri, pernah menerapkan di keluarga, eh ujung-ujungnya sama aja karena lingkungan nggak mendukung, dan di daerahku belom ada bank sam[ah atau pengelolaan sampah yang benar. Tapi kami tetap melakukannya sih, sebisa mungkin mengurangi sampah dan memilah sampah, sampah basah dibuang seperti biasa. Sampah kering seperti plastik botol, plastik bekas makanan instan, dipisahkan… nanti biar diambil sama pengrosok…
Aku baru belajar meminimalisir sampah ini Uda. Aku dan suami belajar cara composting buat ngurangin sampah sisa sayur yang belum sempat termasak, juga belajar food preparation sambil menanam sayur di pekarangan. Yang terakhir, sudah dua tahun ini kami diet tisu.. Alhamdulillah untuk diet tissuenya sudah mulai Istiqomah
Tanpa sadar plastik dan partikulat halusnya itu sudah berbalik kepada kita. Penelitian UNEP menyebutkan partikel plastik ditemukan pada 90 persen air dalam kemasan dan 83 persen air keran. Ngeri banget membaca pemaparan uda soal bahaya mikroplastik di atas.
Kalau dibalik gimana uda. Manusia yg punah dan sekarang yang tinggal di bumi adalah dinosaurus. Waah kira kira ada gak ya mall dinosaurus. Salon juga gak laku kayaknya. Wkwkwkw… masalah sampah memang harus dibenani ya. Dimulai dari diri sendiri dulu aja
prestasi yang “memalukan” ya, yadi penyumbang terbesar ke 2 sampah plastik.
Ternyata pemilahan sampah nggak cuma jadi 2, tapi banyak jenisnya. Berarti tempat sampah di lokasi fasilitas umum pun sebaiknya mulai dibedakan ya. Selama ini seringnya nemu tempat sampah kering sama basah aja
Baru dapet insight soal microplastic dari film Seaspiracy. Dan memang benda satu ini bahaya banget, sebab ukurannya yang kecil jadi susah diangkut. Ia kemana-mana, mencemari air dan tanah. Imbasnya menakutkan.
Haiiii, udaaaa. wah menarik banget nih tulisannya. aku jadi belajar banyak tentang ilmu pengelolaan sampah. terimakasih banyak dan yuk pelan pelan ikut andil dalam aksi penyelamatan bumii. #sampahkutanggungjawabku
Terima kasih banyak apresiasinya Mas Dibyo. Yuk selamatkan bumi dengan bijak kelola sampah 😀
Kalau dipikir pikir serem juga ya, dampak sampah ini akan kembali ke diri kita sendiri. Aku ingat banget di kampungku duu air masih mengalir deras, di depan rumah. Nah, orang orang buang sampah di sana. Kini, air tersebut surut, dan kering. Bagimana 10 tahun kedepan ya