Bangun Startup SaaS dengan Mudah bersama Cloud Server dari Rumahweb
Salah satu hal yang semakin saya sadari belakangan ini adalah: sekarang berbagai bisnis telah dibangun di atas awan!
Bukan, yang saya maksud bukan gumpalan putih di atas langit itu, tetapi awan dalam komputasi awan atau cloud computing. Yah, meskipun latar belakang pendidikan saya bukan teknologi informasi atau information technology (IT), saya cukup sering “kepo” soal teknologi itu.
Bagaimanapun, saya harus bersyukur. Ya, saya sangat bersyukur, alhamdulillah.
Pasalnya, tidak sulit untuk mempelajari hal baru di era sekarang. Terlebih, saya memiliki adik yang merupakan seorang programmer dengan pengalaman yang sudah bertahun-tahun.
Saat ini, adik saya itu bekerja di sebuah perusahaan rintisan (startup) yang salah satu produk unggulan mereka adalah software manajemen karyawan.
Bagi saya, punya adik praktisi IT adalah anugerah sekali. Setiap kali adik saya pulang kampung, saya selalu menyempatkan diri bertanya hal-hal terkait pekerjaannya. Dia bahkan bilang bahwa pemilik startup tempatnya bekerja malah bukan dari bidang IT, melainkan ekonomi. Wah!
“Abang ada rencana buat startup penyedia layanan sistem informasi untuk sekolah” ungkap saya suatu ketika.
Dengan antusias, saya menceritakan gambaran skema bisnis yang saya pikirkan. Pula tentang perusahaan rintisan yang saya impikan. Ia menanggapi ide itu dengan positif–cukup baik untuk membuat saya berkeinginan tetap memelihara ide bisnis itu.
Begini, jika lulusan ekonomi saja bisa membangun startup yang sukses, harusnya saya yang lulusan teknik juga bisa, bukan? Apalagi sekarang sudah sangat banyak kemudahan. Itu berarti tidak hanya saya, Anda pun juga bisa banget lho.
Cloud Computing dan Berbagai Bisnis di Era Kekinian
Omong-omong soal cloud computing tadi, sadar atau tidak, sebagian besar dari kita mungkin sudah pernah bersinggungan dengan teknologi tersebut. Contoh nyatanya bisa kita lihat saat kegiatan pendidikan tatap muka beralih ke mode pembelajaran jarak jauh beberapa waktu yang lalu. Baik terpaksa atau tidak, kita mulai akrab dengan layanan video conferencing seperti Zoom yang notabenenya berbasis cloud.
Pandemi seolah menjadi durian runtuh bagi Eric Yuan–pendiri Zoom. Banyak orang di seluruh dunia berlangganan service perusahaan Eric. Alhasil, ia berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Amerika Serikat dan bahkan dunia.
Selain Zoom, ada banyak sekali layanan berbasis cloud yang bersentuhan dengan kehidupan kita, sebut saja layanan surat elektronik seperti Gmail, video on demand seperti Netflix, Microsoft Office 365 dan sebagainya.
Dengan kata lain, berbagai bisnis berlomba-lomba menggunakan teknologi cloud computing, hal tersebut tentu bukan tanpa alasan.
Faktanya, ada banyak keunggulan komputasi awan ini. Beberapa di antaranya adalah biayanya yang terjangkau, memiliki fleksibilitas dan skalabilitas, serta keamanan yang dapat diandalkan.
Hebatnya lagi, berbagai keunggulannya membuat cloud computing cocok untuk semua skala bisnis. Tidak heran jika saat ini banyak startup teknologi yang bermunculan, bak jamur di musim hujan.
Mereka bisa menekan biaya operasional sebab tidak harus membeli komputer canggih untuk menjalankan bisnis, melainkan cukup menyewa cloud server yang spesifikasinya bisa disesuaikan dan ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Infografis keunggulan cloud computing yang bisa dimanfaatkan oleh bisnis
“Nah, terus gimana, Da?”
Jujur, saya pribadi juga ingin sekali mendirikan sebuah bisnis di atas awan. Bukan, bukan soal ikut-ikutan. Saat ini saya berprofesi sebagai seorang pengajar, sedikit banyaknya saya tahu bahwa ada banyak sisi dalam dunia pendidikan yang perlu ditingkatkan dengan teknologi terkini.
Faktanya, berbagai instansi pendidikan masih kesulitan mengelola institusinya secara manual. Jika bisnis bisa mengakses layanan manajemen dengan software mumpuni, harusnya sekolah-sekolah juga bisa. Ya gak?
Gamblangnya, saya terpikir untuk membangun sebuah layanan perangkat lunak manajemen sekolah yang mudah dan terjangkau. Hal itu semata agar setiap sekolah punya kesempatan yang sama dalam go digital.
“Uda, kok dikasih-kasih tahu aja idenya? Gak takut nanti diambil?” mungkin begitu pikir pembaca. Jawabannya ya “tidak”, “tidak perlu”. Bahkan jika teman-teman pembaca ingin membangun startup dengan ide tersebut, saya akan sangat senang. Dan jangan khawatir, saya juga akan beberkan langkah mudah bagi Anda untuk memulai sendiri perusahaan rintisan Anda.
Jadi, jangan lewatkan pembahasan setelah ini ya!
Startup, SaaS, dan Cloud Computing
Model bisnis yang saya ceritakan di atas bisa disebut sebagai SaaS. SaaS sendiri merupakan singkatan dari Software as a Service. Bisnis SaaS adalah jenis bisnis yang berkembang sangat pesat saat ini–tentu tidak terlepas dari adanya teknologi cloud computing yang mendukungnya.
Sederhananya, SaaS adalah model distribusi perangkat lunak di mana pengembang menyediakan layanan berupa aplikasi yang bisa digunakan oleh pelanggan mereka melalui internet. Pelanggan tidak perlu membeli aplikasi atau perangkat lunak tersebut, mereka hanya perlu berlangganan untuk bisa menggunakannya. Biaya langganan tentu lebih murah dari pada biaya membeli lisensi, bukan?
Lebih lanjut, jumlah serta variasi produk atau layanan SaaS juga sangat banyak lho. Contohnya beberapa yang sudah saya sebutkan tadi yaitu Microsoft Office 365, Netflix, dan Gmail–yang agaknya hampir semua kita kenal, tapi itu produk perusahaan luar negeri. Pertanyaannya, bagaimana dengan Indonesia? Pertanyaan menarik untuk diulas lebih lanjut nih, kita ulas setelah infografis sederhana di bawah ini.
Infografis sepintas tentang Software as a Service (SaaS)
Indonesia sendiri punya banyak perusahaan dengan model bisnis SaaS. Meskipun memang valuasi mereka belum ada yang masuk ke kategori unicorn, tapi perusahaan-perusahaan tersebut terbilang sukses dan berhasil mendapatkan pangsa pasar mereka masing-masing.
Laman beststartup.asia menampilkan beberapa pemuncak perusahaan SaaS di Indonesia. Dari daftar itu tersebutlah Mekari dengan salah satu produknya berupa aplikasi akuntansi bernama Jurnal. Selain itu masih ada beberapa startup SaaS teratas di Indonesia seperti aplikasi kasir Pawoon, aplikasi manajemen karyawan dan penggajian Gadjian, hingga penyedia layanan kecerdasan buatan Kata.ai.
Di luar nama-nama yang saya sebutkan tadi, tentu masih ada banyak lagi perusahaan SaaS di Indonesia.
Contoh yang bisa dibilang populer adalah BukuWarung, layanan mereka adalah aplikasi pencatat keuangan untuk UMKM. Pada tahun 2021 kemarin, BukuWarung berhasil mendapatkan pendanaan Seri A dengan nilai 60 juta USD atau setara hampir Rp 870 miliar. Kemudian, aplikasi akuntansi Jurnal dari Mekari juga punya kompetitor yang tak kalah hebat, yaitu Zahir dan Accurate.
Di era digital sekarang ini, siapapun bisa membangun sebuah startup. Kita juga tidak perlu mengeluarkan dana awal yang besar sebab bisa membuat aplikasi yang kemudian dijalankan dalam server berbasis cloud computing tadi. Fleksibilitasnya mengizinkan server tersebut bisa ditingkatkan saat pengguna aplikasi semakin membesar.
Di samping itu, produk atau layanan bisa disiapkan dalam versi awal dulu, tidak harus langsung membuat aplikasi super komplit seperti produk-produk yang sudah existing itu.
Nah, bagaimana? Tertarik untuk mendirikan sendiri startup SaaS milik Anda? Yuk kita bahas langkah mudah untuk memulainya.
Kiat Memulai Sendiri Perusahaan Rintisan SaaS
Saya sadar betul bahwa ide saya tentang aplikasi manajemen sekolah tadi bukanlah ide yang baru. Di luar sana, sudah ada kok yang membuat produk serupa. Akan tetapi, banyaknya jumlah sekolah di Indonesia menjadikan ide tersebut tetap potensial untuk digarap. Apalagi jika kita bisa menyiapkan kampanye branding dan pemasaran yang tepat.
Lebih lanjut, produk-produk SaaS sangat relevan dengan berbagai jenis industri atau bisnis. Ini bukan saya yang bilang lho, tetapi sudah diteliti oleh peneliti di dunia. Sebuah publikasi bertajuk “Determinants of software-as-a-service benefits and impact on firm performance” mendukung argumentasi tersebut. Disebutkan bahwa SaaS memiliki pengaruh positif pada performa perusahaan, pengaruh ini meliputi reduksi biaya hingga peningkatan kualitas dari operasi atau proses yang telah ada.
Menurut hemat saya, belum terlambat lho jika saya ataupun Anda memulai bisnis SaaS kita sendiri.
Kita tidak harus menjadi lulusan IT untuk bisa mengembangkan sebuah aplikasi. Namun paling tidak, sebagai seorang pebisnis, kita perlu tahu peta jalan atau langkah dalam memulainya.
Nah, beberapa langkah di bawah ini layak untuk kita coba.
Mulailah mencari ide yang bagus
Sebuah bisnis mestilah dimulai dengan sebuah ide. Ide ini juga tidak bisa sembarang, melainkan ide yang memang dibutuhkan oleh konsumen atau pasar. Anda bisa memilih ide yang sesuai dengan minat Anda atau melakukan brainstorming mengenai apa hal yang sekiranya menarik untuk Anda kembangkan.
Buat rencana bisnis yang matang
Setelah memiliki sebuah ide, cobalah untuk menulis atau merancang sebuah rencana bisnis (business plan). Rencana ini penting sekali untuk memastikan bahwa ide tadi bisa dieksekusi dengan baik. Rencana bisnis juga sangat penting tatkala kita perlu mencari rekanan atau investor.
Cari dan kumpulkan modal awal
Jika kita bicara tentang modal, rasanya seperti berat ya. Barangkali di pikiran sebagian kita modal yang dibutuhkan untuk membangun startup itu mahal, padahal sebenarnya tidak juga. Ahmad Zaky–pendiri Bukalapak–bahkan dulunya memulai situs marketplace tersebut dengan uang pribadinya.
Anda boleh setuju atau tidak, modal utama dalam mendirikan startup agaknya bukan uang melainkan niat yang kuat dan ketekunan untuk mau berusaha keras di awal-awal.
Bentuk tim dari orang yang tepat
Dalam upaya mendirikan startup, sebaiknya kita tidak sendiri. Cobalah mengumpulkan orang-orang yang mau berkerja sama dengan Anda walaupun mulai dari 0. Bagaimanapun, super team jauh lebih baik dari pada super man. Saat memiliki tim, kita juga punya rekan untuk berdiskusi, atau bahkan sebagai teman untuk jatuh-bangun membesarkan startup tersebut.
Ah, saya jadi teringat tentang kisah sukses Zoho. Zoho merupakan perusahaan teknologi multinasional yang berasal dari India. Produk mereka adalah aplikasi produktivitas kantor (office suite) layaknya Microsoft Office dan Google Workspace. Zoho membuat perbedaan dengan dua raksasa tadi agar bisa bertahan, yaitu mereka menyediakan aplikasi kantor untuk perusahaan kecil atau katakanlah UMKM.
Lalu apa yang menarik? Yang menarik adalah para pendiri Zoho memutuskan tidak menerima uang dari investor melainkan memutar pendapatan perusahaan mereka sendiri. Para pendirinya bahkan rela mengurangi gaji mereka agar perusahaan memiliki modal yang lebih banyak untuk diputar. Alhasil, saat ini berhasil menjelma menjadi salah satu perusahaan SaaS yang diperhitungkan.
Nilai yang dapat diambil adalah memilih orang-orang yang tepat sebagai anggota tim itu sangat penting.
Buat Minimum Viable Product (MVP)
Saat semua langkah sebelumnya sudah dijalankan, Anda bisa beranjak pada proses pembuatan aplikasi. Di tahap ini, kita tidak perlu membuat aplikasi yang komplit, cukuplah aplikasi dengan fitur-fitur penting saja sehingga bisa langsung digunakan. Produk yang demikian itu biasanya disebut dengan Minimum Viable Product (MVP).
MVP sendiri merupakan konsep yang diciptakan oleh Frank Robinson dan dipopulerkan oleh Eric Ries, pendiri teori atau metodologi Lean Startup. Konon, MVP adalah skema peluncuran startup paling populer, setidaknya ia telah digunakan oleh Uber dan Dropbox yang memulai bisnis mereka dari kecil hingga mencapai status unicorn.
Jika produk Anda berupa aplikasi manajemen sekolah–seperti ide saya itu–maka MVP-nya setidaknya memiliki fitur manajemen data guru, karyawan, dan siswa. Begitu pula dengan layanan SaaS di kategori lain, cobalah merancang aplikasi dengan fitur-fitur utama yang paling banyak digunakan.
Penjelasan sederhana tentang Minimum Viable Product
Siapkan langkah-langkah legal
Setelah aplikasi yang Anda buat jadi, jangan buru-buru luncurkan dan perkenalkan ke pasar. Itu sangat BAHAYA. Sengaja saya cetak tebal dan kapital biar lebih terbaca. Hmm.
Sebelum mulai mengenalkan layanan, sangat dianjurkan untuk menyiapkan berbagai langkah legal atau hukum. Contohnya adalah mendirikan perusahaan berupa perseroan terbatas (PT) sebagai badan hukum bisnis Anda. Lagi pula mendirikan PT sekarang ini jauh lebih mudah.
Selain itu, tidak ada salahnya juga untuk mendaftarkan hak cipta atas aplikasi atau software yang telah Anda dan tim buat. Hal ini untuk mencegah terjadinya pembajakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Langkah-langkah hukum di atas menjadi penting karena bagaimanapun kita hidup dan mencari penghidupan di negara yang berlandaskan hukum.
Pilih cloud server untuk aplikasi Anda
Terakhir, barulah kita bisa “menanam” aplikasi atau perangkat lunak tadi di sebuah server agar bisa diperkenalkan ke calon konsumen. Dan sebagaimana yang saya sampaikan sebelum-sebelumnya, sangat disarankan untuk memilih server berbasis cloud. Hal ini agar aplikasi memiliki server yang mumpuni dan bisa ditingkatkan seiring kebutuhan.
Kabar baiknya, bukan hal yang sulit untuk mencari layanan server berbasis cloud yang bagus saat ini. Anda bisa menggunakan virtual private server (VPS) berbasis cloud dari Rumahweb. Provider hosting dan VPS tersebut bahkan menawarkan fully managed cloud server. Itu keren banget sih menurut saya–sebagai orang yang punya pengalaman mengelola server.
Info lebih lengkapnya saya bahas di bawah ya.
Mudahnya Memulai Bisnis Online Bersama Rumahweb
Sebelum melanjutkan pembahasan lebih lanjut, saya ingin menanyakan satu hal nih. Jika Anda diberikan kesempatan untuk bisa memiliki produk sepopuler Office 365, Gmail, Netflix, Jurnal, Zahir, Accurate, BukuWarung, atau nama produk lain yang saya sebutkan sebelumnya, apakah Anda mau mengambilnya?
Kalau saya harus menjawab, jelas saya mau dong. Masa mau melewatkan kesempatan seperti itu. Meski tidak ada kesuksesan startup yang bisa dijajaki dengan mudah, tapi setiap orang memiliki kesempatan yang sama, bukan?
Apalagi sekarang memulai bisnis online jadi lebih mudah karena adanya layanan dari Rumahweb.
“Lho, maksudnya gimana itu, Da?”
Begini, Rumahweb adalah sebuah perusahaan hosting terkemuka di Indonesia yang bisa jadi partner terbaik kita dalam membangun startup. Dalam hal ini, sesuai narasi saya sebelumnya, Rumahweb bisa menyediakan server cloud yang dapat diandalkan dengan harga yang relatif terjangkau.
Free Managed Service yang menarik
Sebagai seseorang yang pernah mengelola VPS kosongan, saya merasakan betul betapa rumitnya mengelola sebuah server. Saya belajar secara otodidak tentang bagaimana menggunakan SSH, console, memasang sistem operasi Linux, memasang mesin untuk situs, memasang PHP, dan hal-hal krusial lainnya. Semua itu dilakukan dengan melakukan pengkodean pada terminal.
Namun meskipun pengaturannya rumit, VPS ataupun cloud server lebih andal dari pada shared hosting yang dipakai bersama-sama. Sederhananya, Anda bisa punya server pribadi yang cuma Anda gunakan sendiri. Baik website atau aplikasi yang ditempatkan di sana bisa diakses dengan lebih lancar dan wussh alias cepat.
Menariknya, Rumahweb menawarkan sesuatu yang tidak biasa di provider lain. Apa itu? Yaitu layanan Free Managed Service atau layanan pengelolaan gratis. Rumahweb bersedia membantu Anda mengelola VPS/Cloud Server mulai dari instalasi OS, software, control panel, analisa hingga troubleshooting. Anda jadi tidak perlu merasakan kepusingan yang pernah saya alami, sebab VPS/Cloud Server Rumahweb bisa kita gunakan semudah shared hosting.
Dibangun dengan platform Virtuozzo
VPS/Cloud Server Rumahweb menggunakan platform Virtuozzo yang saat ini telah menjadi standar industri hosting. Platform ini berjalan di atas Virtuozzo Storage yang andal dengan fail-over otomatis.
Usut punya usut, ternyata Virtuozzo ini telah dipakai oleh lebih dari 700 provider lho di berbagai belahan dunia lho. Beruntungnya di Indonesia kita punya Rumahweb yang telah mengadopsi teknologi tersebut. Adanya Virtuozzo membuat kinerja server menjadi lebih baik.
Support serasa orang rumah, sedia 24/7!
Jangan khawatir jika Anda menemukan kendala pada layanan VPS/Cloud Server Rumahweb, pasalnya mereka memiliki tim dukungan yang dapat kita andalkan. Tim support bahkan tersedia selama 24 jam selama 7 hari penuh untuk memberikan rasa aman bagi pengguna mereka.
Rumahweb sendiri menggunakan istilah atau jargon menarik soal ini. Mereka menyebutkan bahwa tim support mereka serasa “orang rumah” yang selalu sedia untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan Anda. Well, bagaimanapun komunikasi antara provider dengan pengguna itu penting sehingga ini menjadi nilai tambah yang besar.
Free Managed Service
Tidak perlu bingung dengan hal-hal teknis, karena Rumahweb siap bantu instalasi OS, software, control panel, analisa, dan troubleshooting. Pakai VPS/Cloud Server semudah shared hosting!
Virtuozzo Platform
Sudah menggunakan platform Virtuozzo yang merupakan standar industri hosting saat ini. Platform yang berjalan di atas Virtuozzo Storage ini andal dengan fail-over otomatis.
Support 24x7
Tidak perlu ragu untuk meminta bantuan atau sebatas konsultasi seputar layanan VPS/Cloud Server dengan Rumahweb. Tim dukungan mereka selalu terjaga untuk rasa aman Anda.
Setelah semua penjelasan di atas mungkin Anda bertanya-tanya, berapa harga sewa VPS/Cloud Server dari Rumahweb. Harganya cukup terjangkau untuk sebuah VPS dengan managed service yaitu mulai 199 ribu rupiah per bulan.
Sebagai gambaran, teman blogger saya ada yang menyewa jasa pengelolaan VPS dengan biaya ratusan ribu per bulan secara terpisah. Sedangkan di Rumahweb, kita cukup sewa VPS-nya, dapat gratis layanan pengelolaannya. Penawaran yang sangat menggiurkan, bukan?
Harga paket VPS/Cloud Server Rumahweb (Sumber: rumahweb.com)
“Tapi saya belum butuh VPS atau Cloud Server, Da”
Hmm, jangan khawatir. Bagi teman-teman pembaca yang mau sewa hosting dulu, mana tahu ada yang mau buat website promosi sebelum aplikasi jadi, Rumahweb juga menyediakan berbagai pilihan paket hosting murah dan powerful untuk kita gunakan lho. Harganya mulai 15ribu rupiah saja per bulannya. Sangat terjangkau, bukan?
Jadi tunggu apalagi, peluang untuk membangun startup SaaS yang sukses sudah terpampang di depan mata. Bagaimanapun memang butuh usaha keras untuk mencapai kesuksesan bisnis, oleh karena itulah kita butuh mitra terbaik untuk mencapainya. Rumahweb bisa menjadi mitra terbaik itu, terutama dalam menyediakan server berkualitas untuk jadi rumah bagi aplikasi atau software dari startup kita.[]
Referensi:
- Situs resmi Rumahweb
- Mark Fitz. 2021. 57 Top Indonesia SaaS Companies and Startups of 2021. Tersedia di https://beststartup.asia/57-top-indonesia-saas-companies-and-startups-of-2021/
- Yudho Winarto. 2021. BukuWarung raih pendanaan series A senilai US$ 60 juta. Tersedia di https://keuangan.kontan.co.id/news/bukuwarung-raih-pendanaan-series-a-senilai-us-60-juta
- Euripidis Loukis, dkk. 2019. Determinants of software-as-a-service benefits and impact on firm performance. Decision Support System Vol. 117, 38-47.
- YEC. 2021. A Review Of The Minimum Viable Product Approach. Tersedia di https://www.forbes.com/sites/theyec/2021/12/08/a-review-of-the-minimum-viable-product-approach/
membangun startup sudah banyak bermunculan di Malangraya, mereka hampir sebagian besar muda optimis membangun bisnis dan usaha. Rumahweb mensupport bisnis berkembang lebih baik.
membaca uraian uda fad jadi terinspirasi untuk membangun sebuah startup bisnis. startup dengan basis software as service. apalagi kalo didukung rumah web yang memberikan layanan cloud server yg mudah murah dan aman
Beruntung sekali ya punya saudara seorang programmer. Btw cloud computing ini menarik juga. Bisa menyimpan file tak kasat mata, tidak seperti hardisk pada laptop