Napak Tilas Aplikasi Mobile dalam Membantu Kehidupan Kita
Ingatan saya terlempar ke masa-masa saya SMA dulu. Konon waktu itu smartphone yang populer adalah ponsel dengan sistem operasi Symbian. Memiliki ponsel yang dijalankan Symbian adalah impian besar bagi saya. Meski pada akhirnya itu benar-benar hanya menjadi mimpi belaka.
Hingga tahun akhir saya duduk di bangku S1, saat Symbian sudah mulai ditinggalkan, saya juga tak bisa mewujudkan mimpi itu. Selama itu saya hanya punya HP berbasis Java dan baru bisa beli ponsel pintar dengan sistem operasi lain, yaitu Android, di tahun keempat kuliah. Itupun dengan uang beasiswa. Hmm.
Tapi memang kehadiran ponsel Android saat itu mulai mengubah gaya hidup saya. Bukan gaya-gayaan, tapi begitulah nyatanya. Meski itu ponsel Android low-end, ia bisa mengubah kebiasaan-kebiasaan saya menjadi sesuatu yang baru.
Saya jadi semakin jarang mengirim SMS karena bisa pakai WhatsApp. Saya juga punya lebih banyak game pelepas suntuk–yang lebih variatif ketimbang game di ponsel Java. Saya bisa mendapatkan notifikasi email masuk lewat aplikasi jadi tidak lagi harus buka email di peramban. Saya jadi tidak perlu khawatir lagi ketinggalan info terbaru yang dikirim melalui email.
Saya juga bisa mengerjakan tugas kuliah dengan mudah tanpa harus ke warnet. Tapi memang sih ketika ada paket data saja, atau tengah malam hingga subuh bermodal kuota malam.
Dulunya catat ide di buku, sekarang di ponsel saja
Bagi penulis ide itu seperti ilham, mesti dicatat biar tidak lupa. Beruntungnya sejak ada ponsel pintar dan aplikasi mobile catatan di dalamnya, saya jadi tidak membawa buku catatan kecil ke mana-mana. Aplikasi mobile benar-benar membantu aktivitas saya sejak saat itu hingga sekarang.
Ternyata Bukan Hanya Saya
Hadirnya beragam mobile apps ternyata tidak hanya membantu saya. Mobile apps juga sangat membantu bagi banyak orang. Dalam berbagai hal untuk menunjang aktivitas harian harian, beragam aplikasi bisa digunakan.
Bahkan mobile apps juga membantu orang-orang yang kesepian lho. “Eh, gimana itu?”, itu kan ada aplikasi perpesanan dengan bot atau artificial intelligent, jadi bisa chatting dengan bot seolah chatting dengan orang asli. Ngenes sekali ya? Tapi itu menyenangkan lho.
Saya juga sering “bercakap-cakap” dengan Google Bot. Layanan Google Assistant sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan saya.
Keperluannya beragam, mulai dari hal yang penting sampai yang trivial seperti bermain tebak-tebakan–meski si mbak Google yang ngasih tebakan dan jawab sendiri. Bahkan juga permintaan random seperti “Google, gombalin aku dong”. Ha ha ha. Ada-ada saja memang, tapi itu cukup menyegarkan pikiran dari rutinitas harian yang membosankan melelahkan.
Apakah Anda juga pernah melakukannya? Psstttt, jawab di hati saja ya.
Omong-omong, kebergunaan aplikasi mobile itu sangat beragam lho. Menurut saya itu seperti mata pisau, bermanfaat atau tidak, itu tergantung bijak atau tidaknya kita menggunakannya.
Beragam mobile apps bermanfaat di tengah pandemi di Google Play Store
Tapi kalau kita lihat perkembangan dunia saat ini, tatkala pandemi belum juga usai. Penggunaan aplikasi mobile sangat membantu kehidupan manusia lho. Contoh yang paling bagus adalah penggunaan aplikasi ponsel oleh pemerintah Tiongkok untuk melacak (tracking) kasus Covid-19.
Dikutip dari voanews.com, masyarakat Tiongkok menggunakan aplikasi mobile untuk mengikuti dan memperlambat penyebaran virus Covid-19. Pemerintah di sana bekerja dengan perusahaan teknologi untuk merekam kesehatan individual warganya dan mengidentifikasi pembawa virus Corona. Alhasil, langkah tersebut membuat Tiongkok bisa keluar dari krisis karena pandemi.
Seiring dengan langkah Tiongkok, berbagai pengembang juga merilis aplikasi yang berisi edukasi tentang Covid-19 semenjak pandemi ini. Tidak terkecuali Kemkominfo RI.
Selain itu, ada juga yang tak kalah menarik. Sebuah publikasi di jurnal American Psychological Association yang berjudul “A Mobile App for Social Anxiety Disorder: A Three-Arm Randomized Controlled Trial Comparing Mobile and PC-Based Guided Self-Help Interventions” melaporkan bahwa gangguan kecemasan sosial dapat diobati dengan aplikasi bantuan mandiri seluler.
Selain dari 2 contoh tersebut, beragam aplikasi mobile terus dikembangkan. Melansir data dari Statista, pada kuartal ketiga 2020 saja jumlah aplikasi mobile mencapai 5,9 juta dari 4 toko aplikasi populer (Google Play, Apple App Store, Windows Store dan Amazon Appstore). Nah, pertanyaannya, dari sebanyak itu aplikasi berapa yang ada di ponsel Anda?
Tidak Hanya Memakai, Kita Juga Bisa Membuat
Entah sudah berapa banyak aplikasi mobile yang saya gunakan. Sebenarnya masih bisa dihitung dari histori akun, tapi itu mungkin akan cukup melelahkan. Dan lagi, untuk apa menghitungnya? Terutama aplikasi-aplikasi game yang silih berganti saya bongkar-pasang.
Karena sudah ngomong tentang game, saya jadi teringat satu aplikasi yang bikin banyak orang penasaran untuk mencobanya. Aplikasi itu bernama Flappy Bird. Apakah Anda pernah memainkannya?
Kita tidak akan membahas gameplay dari permainan mobile fenomenal itu, saya tertarik untuk sedikit mengulas latar-belakang pembuat dan sejarah aplikasinya.
Dikutip dari Kompas.com, Flappy Bird sukses menjadi fenomena global bermodal game yang sederhana secara visual dan tanpa desain level. Sebuah permainan sulit yang meraih sukses besar meski tanpa melakukan promosi.
Flappy Bird dibuat oleh seorang pemuda bernama Nguyen Ha Dong yang tinggal di Hanoi, Vietnam. Game yang dibuatnya seorang diri itu hadir pada Mei 2013 di App Store dan Januari 2014 di Google Play Store. Nguyen sendiri mengaku mendapatkan keuntungan hingga Rp. 600 juta per hari pada masa itu.
Namun sayang, pada tanggal 10 Februari 2014 Flappy Bird sudah tidak bisa dicari lagi karena sudah dihapus.
Ada alasan-alasan tertentu memang dari berakhirnya aplikasi mobile itu, tapi kita tidak akan membahasnya. Hal menarik yang bisa kita ambil dari kisah Nguyen dan kesuksesan Flappy Bird adalah terbukanya peluang bagi siapa saja yang ingin menjadi pengembang mobile apps, terlebih sekarang hampir semua orang memiliki smartphone.
Cuma, pasti muncul sebuah pertanyaan di benak kita “Apakah membuat aplikasi mobile itu tidak sulit?”.
Tidak sulit kalau serius belajar, apalagi jika belajarnya di kursus membuat aplikasi mobile. Tidak ada ilmu yang bisa dipelajari, bukan?
Belajar Lebih Jauh dan Mudah di Kursus Mobile Apps DUMET School
Melihat bermunculannya berbagai ilmu baru di bidang teknologi informasi, rasanya pengen mempelajari semuanya. Tapi tentu saja itu bukanlah suatu yang mudah. Terlebih bagi saya atau siapapun yang belum punya basic tentang itu. Sebagai contoh dalam membuat mobile app yang sudah kita bahas tadi, harus paham dasar-dasar pemrograman.
Tidak ada larangan memang untuk belajar otodidak, tapi memutuskan untuk belajar sendiri berarti harus siap untuk pusing sendiri–bahkan bisa jadi menyerah atau mengundurkan diri.
Beda hal kalau memgambil kelas khusus dan diajari langsung oleh mentor berpengalaman. Tentu saja akan lebih mudah dimengerti serta waktu belajar dapat lebih dipersingkat.
Jika Anda berminat untuk menjadi pengembang mobile app dan masih bingung belajar di mana, maka DUMET School adalah rekomendasi terbaik dari saya.
Lembaga kursus yang sudah berdiri semenjak 2013 ini punya berbagai program kursus seputar teknologi informasi. Berkaitan dengan bahasan kita, DUMET School juga punya Kursus Mobile Apps (Android & iOS) lho.
Program kursus tersebut memberikan kemudahan bagi peserta untuk bisa membuat aplikasi Android dan iOS profesional menggunakan Angular dan Ionic Framework di bawah bimbingan instruktur yang sudah berpengalaman. Dibimbing langkah demi langkah, 100% persen langsung praktek.
Apa yang membuat Kursus Mobile Apps DUMET School berbeda?
Sebelum memutuskan menginvestasikan waktu dan dana pada sebuah kursus, tentu saja setiap ingin mengetahui value apa yang ditawarkan dan kelebihan dari kursus tersebut dibanding kursus yang sama di tempat lain. Berikut berbagai hal yang akan kita dapatkan jika mengambil Kursus Mobile App DUMET School.
Kelas Pembelajaran
Dengan 7 materi yaitu HTML & CSS, Bootstrap, PHP & MySQL, Javascript, Angular, Ionic Fundamental, dan Ionic Advanced.
Akses Materi Sepuasnya
Peserti bisa mengakses materi dengan mudah dan sepuasnya, sampai bisa dan hasilkan karya Anda sendiri.
Akses ke iLab
Sistem pembelajaran yang bisa peserta akses di manapun dan kapanpun juga.
Best Service
Mendapatkan pelayanan terbaik untuk mendukung proses dan pengalaman belajar.
Lifetime Support
Menawarkan support atau dukungan seumur hidup dan gratis konsultasi selamanya.
Sertifikasi
Sertifikat Mobile Apss dengan nomor DIKNAS
Kursus Mobile App DUMET School cocok untuk staf profesional, freelancer, mahasiswa, fresh graduate atau siapapun Anda yang mau belajar dan bisa membuat Mobil Apps baik untuk Android dan/atau iOS. Bisa dibilang kursus-kursus di DUMET School cocok untuk berbagai kalangan karena jadwal fleksibel, bebas memilih hari dan jam kursus. Kursus juga dilaksanakan dengan sistem privat 1 murid 1 instruktur, jadi proses belajar lebih fokus dan intensif. Selain itu, materi juga dapat diakses selamanya dan bebas konsultasi meskipun telah lulus dari program kursus.
Tertarik untuk bergabung dan menggali ilmu membuat aplikasi mobile lebih lanjut, tapi khawatir tidak cocok? Tenang saja, Anda bisa mencoba mendaftar kelas gratis (trial) di DUMET School kok. Setelah itu barulah Anda putuskan untuk memilih kursus mana yang paling cocok untuk Anda.
Kesudahannya…
Di akhir tulisan ini saya jadi teringat sebuah kalimat “pamungkas” ketika saya kagum melihat kemampuan orang lain. Kalimat itu kurang lebih seperti ini : jika orang lain bisa, kenapa kita tidak, toh kita punya waktu yang sama.
Yah, nyatanya memang jatah waktu harian setiap kita sama, yang membedakan adalah untuk apa waktu itu digunakan. Jika digunakan untuk belajar dan menambah kemampuan tentu tidak akan sia-sia, bukan?
Ilmu yang kita dapatkan dari proses belajar akan membuat kita bisa membuat sesuatu. Bukan tidak mungkin kita juga bisa membuat mobile app yang sering kita gunakan itu. Sekarang bukan saatnya untuk sekadar jadi pengguna tetapi pembuat juga. Yuk, pelajari cara membuat mobile app bersama DUMET School sekarang juga.[]