Pernahkah kamu bertanya-tanya, jika penulis ke toko buku, apa yang akan dilakukannya? Jika kamu mengira untuk mencari buku yang ingin dibaca, itu benar sih, tapi ada satu hal lagi yang mungkin dilakukan penulis di toko buku. Hal itu adalah untuk mengecek distrubusi bukunya sendiri, setidaknya itu yang dilakukan teman saya, Mbak Sugi yang ngeblog di siswiyantisugi.com.

Omong-omong soal buku, salah satu impian terbesar seorang penulis adalah menerbitkan buku lho. Bahkan ada yang bilang jika belum pernah menerbitkan buku maka ia belum matang menjadi penulis. Hmm,… apakah kamu setuju dengan pernyataan itu?

Menerbitkan buku memang menjadi salah satu resolusi penulis bahkan para pemula. Dan,… menerbitkan buku saat sekarang ini bukan hal yang sulit. Kamu pun sekarang dapat menerbitkan bukumu sendiri dengan mudah.

Bagaimana caranya?

Untuk pembaca yang budiman, saya rangkumkan 5 cara menerbitkan buku dengan mudah dan cepat–kecuali untuk nomor #1 sih ya, hehe. Tapi, saya akan mengurutkan dari cara yang paling sulit ke yang paling mudah untuk kamu. Selanjutnya kamu tinggal memilih mana yang anda suka.

Cara Menerbitkan Buku

#1 Menerbitkan di penerbit utama alias mayor

Penerbit-penerbit besar sekelas Gramedia, Mizan, Bentang Pustaka, GagasMedia, Republika dan lain sebagainya dapat disebut sebagai penerbit utama atau penerbit mayor. Dikatakan demikian karena mereka adalah pemain besar dalam industri penerbitan buku.

Lima penerbit tersebut kerap bersaing mencari naskah-naskah terbaik dan menjual, dan hanya akan mencetak naskah-naskah berbobot dari penulis yang sudah memiliki nama atau dari penulis baru yang memiliki naskah luar biasa.

Tapi,… bukan berarti pemula seperti saya ini tidak bisa mengirimkan naskah buku ke sana. Semua orang tetap bisa mengirimkan naskah. Hanya saja,…

…proses seleksi naskahnya teramat ketat!

Perlu 3 bulan hingga 6 bulan agar nasib naskah kamu mendapat kejelasan.

Untungnya jika naskah buku kamu diterbitkan di penerbit mayor adalah mereka sudah memiliki jaringan distribusi dan trik marketing yang mumpuni. Kamu tidak perlu susah-susah promosi bukumu karena di lain sisi mereka juga melakukannya.

#2 Mengikuti lomba menulis

Bila menerbitkan naskah buku melalui penerbit mayor tampak sulit, alternatif yang bisa kamu ambil adalah mengikuti lomba kepenulisan.

Lho, kok lomba?

Beberapa lomba menulis menghadiahkan kontrak penerbitan bagi para pemenang. Jika naskahmu bisa memenangi lomba tersebut maka kamu akan mendapatkan tawaran untuk naik cetak.

Selain itu, dengan mengikuti lomba kamu juga dapat menguji kemampuanmu dalam menulis.

Lebihnya cara ini dibanding cara pertama adalah kamu tidak perlu menunggu lama atau berakhir dengan harapan palsu sebab hasil lomba akan memberikan kejelasan. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan hadiah lain selain kontrak penerbitan.

Tertarik? Silakan hunting sebanyak mungkin info lomba kepenulisan dan ikuti mana yang kamu suka.

#3 Terbitkan secara bersama-sama

Menulis dan menerbitkan naskah buku tunggal atau solo memang berat. Kamu butuh usaha yang tidak setengah-setengah dan alokasi waktu yang cukup banyak.

Jika kamu tidak mampu memenuhi itu, pilihan lainnya adalah menulis buku dengan metode kroyokan, biasa disebut sebagai buku antologi.

Kamu bisa masuk ke proyek antologi cerpen, puisi, esai atau apapun. Kamu akan bekerja sama dengan beberapa penulis lainnya. Untungnya adalah kamu tidak perlu menulis buku secara penuh namun hanya sebagian saja. Selain itu kamu akan mendapatkan teman sesama penulis untuk saling koreksi tulisan dan diskusi.

Proyek antologi ini juga banyak tersebar di internet, kamu bisa mencarinya lewat Google.

#4 Menerbitkan sendiri di penerbit indie alias minor

Pernahkah kamu menemukan seorang dari beberapa temanmu yang tiba-tiba menerbitkan sebuah buku? Maksud saya, mereka baru saja merampungkan naskahnya beberapa waktu yang lalu kemudian tidak lama setelah itu sudah naik cetak.

Jika pernah, besar kemungkinan langkah yang mereka ambil adalah menerbitkan melalui penerbit indie alias penerbit minor.

Penerbit indie atau bahasa lainnya self-publishing adalah perusahaan penerbitan berkembang yang menerima naskah untuk diterbitkan melalui sebuah perjanjian dagang.

Sederhananya kamu dapat membayar sekian rupiah untuk jumlah buku sekian eksemplar. Semakin banyak uang yang kamu punya, semakin banyak buku yang bisa kamu cetak. Cara ini tergolong mudah, susahnya hanya di biaya.

Namun, menerbitkan di penerbit indie memiliki beberapa kekurangan. Naskah bukumu tidak akan melalui proses editing oleh editor handal–kalaupun ada, itu ada biaya tambahan. Ketika telah dicetak, kamu memiliki beban penuh untuk menjual bukumu sendiri.

Memilih cara penerbitan buku seperti ini mengharuskan kamu memiliki kemampuan marketing yang bagus selain kemampuan menulis yang bagus.

Satu yang perlu kamu perhatikan, penerbit indie tidak bertanggung jawab atas konten buku yang dicetak, semua pertanggung jawaban ada pada penulisnya.

Saya pribadi menerbitkan buku solo pertama saya (dan memang belum ada tambahannya) secara indie. Buku itu pun juga saya jual di kalangan terbatas. Ya, hanya sebagai sebentuk hobi dan biar bisa merasa percaya diri saat mengaku sebagai penulis.

#5 Beranjak ke buku digital

Kesulitan mencetak buku fisik? Kenapa tidak mencoba mencetak buku digital?

Perkembangan zaman dan kecendrungan banyak orang saat ini bercengkrama dengan gadget membuat industri buku digital mulai menggeliat. Buku digital unggul karena paper less atau tidak menggunakan kertas yang notabene dibuat dari kayu yang pada akhirnya merusak alam.

Membuat buku digital tidak sulit, kamu bisa membuatnya sendiri di rumah dengan menggunakan aplikasi pengolah kata.

Cara menjualnya?

Buku digital dapat dijual di lapak seperti:

  • Google Play Books
  • Ratakan.co.id (marketplace produk digital Indonesia)
  • Menjual sendiri lewat blog atau media sosialmu, dan lain sebagainya.

Namun cara ini tampak masih cukup tabu bagi banyak penulis karena tidak ada bentuk fisik bukunya. Bukunya tidak bisa dipegang! Dan maraknya pembajakan produk digital di negeri ini.

Nah, itulah 5 cara menerbitkan buku dengan mudah dan cepat yang dapat kamu coba. Namun sebelum menerbitkan buku tentu kamu harus merampungkan naskahmu. Meskipun menerbitkan buku saat ini amat sangat mudah namun jangan pernah menerbitkan naskah yang belum matang. Siapkanlah naskah terbaikmu untuk diterbitkan agar kelak kamu tidak akan mengecewakan pembacamu. Kepercayaan pembaca adalah aset paling berharga bagi seorang penulis, karena penulis tidak ada apa-apanya tanpa pembaca. Semangat berkarya!

error: Konten dilindungi