Sumber foto: indonesia.travel (situs resmi Kementerian Pariwisata RI)

Pekanbaru bukanlah kota yang jauh dari kota domisili saya. Jaraknya hanya sekitar 310,3 km. Dekat bukan? Secara geografis memang dekat, tapi secara waktu tempuh tidak. Jakarta jauh lebih dekat dari Padang menurut waktu tempuh (2 jam maksimal pakai kapal terbang). Sedangkan ke Pekanbaru butuh setidaknya 8-9 jam via jalur darat. Memang sih bisa ditempuh dengan jalur udara, hanya saja cost-nya jauh lebih besar dan tidak banyak penerbangan langsung dari Padang ke Pekanbaru.

Pertanyaannya, apakah informasi itu penting?

Bagi saya itu penting, terutama karena sekarang sudah super sibuk mengurusi disertasi dan diburu deadline agar segera tamat dari pendidikan S3 atau doktoral. Kalau tidak tamat semester ini, tidak ada lagi beasiswa untuk semester berikutnya. Jika harus bayar semester selanjutnya, uang semesterannya cukup untuk dipakai berlibur bareng istri ke tempat romantis di jagad raya! Duh, mohon  maafkan ke-lebay-an saya.

Faktanya memang saya kurang piknik, akibat sibuk melulu urusan akademis–sempat-sempatnya curhat colongan. Sering sih terpikir untuk pergi berlibur, traveling ke mana gitu. Tapi memang semestinya rencana liburan itu dibuat ya. Dibuat logis, lengkap dengan destinasi, situs-situs apa yang akan dikunjungi, jadwal selama liburan hingga akomodasi selama liburan ke tempat tujuan.

Dan, Pekanbaru adalah destinasi traveling yang pengen banget saya kunjungi tahun ini.

Kenapa Mesti ke Pekanbaru?

Jaraknya yang dekat dengan kota domisili

Anda yang punya kesibukan seabrek pasti sangat paham bahwa merencanakan liburan itu bukan perkara yang mudah. Pertama, mencari waktu kapan ingin berlibur. Kedua, mencari tujuan liburan yang harus sesuai dengan alokasi dana dan waktu. Sisanya adalah perkara probabilitas alias kemungkinan atau peluang. Mungkin tidak ya, jika saya merencanakan liburan ke kota ini. Atau kota itu. Atau bahkan luar negeri. Sementara pekerjaan anda menghantui dan bisa jadi ada task dadakan yang memaksa anda harus segera pulang. Solusi dari semua itu adalah mencari destinasi wisata yang dekat.

Jarak Pekanbaru dengan Padang yang tidak begitu jauh membuat saya menjadikan kota orang Melayu ini sebagai tujuan dalam resolusi traveling saya tahun ini. Pertimbangannya karena dekat, murah di ongkos dan sesuai dengan waktu libur yang tidak terlalu lama. Bagi saya, memilih tempat berlibur yang terjangkau adalah pilihan yang baik. Bagaimana menurut anda?

Banyak keluarga besar yang menetap di sana

Saya kira hampir semua kita pernah mendengar peribahasa yang satu ini: sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Atau, sambil menyelam minum air. Nilai tersirat dari kedua peribahasa itu adalah tentang efisiensi. Jika ada kesempatan untuk melakukan berbagai hal dalam satu waktu, tentu itu lebih baik. Dalam menentukan destinasi wisata saya biasanya menimbang hal apa saja yang bisa saya lakukan di sana. Apakah kemungkinannya hanya untuk pelepas stres saja, atau ada kebermanfaatan lain yang bisa diperoleh sembari traveling itu.

Kota Pekanbaru bukanlah kota yang asing bagi saya sebab banyak kerabat atau keluarga besar yang berdomisili di situ. Traveling itu penting, tapi menyambung tali silaturahmi juga penting. Ketika kedua hal penting ini bisa dilakukan dalam satu waktu, itu adalah hal yang sayang untuk ditolak, bukan?

Beberapa destinasi wisata di Pekanbaru (sumber gambar: www.tripzilla.id)

Berbagai destinasi wisata, selain hiruk-pikuk kota

Pekanbaru memanglah kota yang sibuk. Beberapa tahun yang lalu ketika saya ke Pekanbaru, saya menginap di Panam yang masih daerah pusat kota. Sudah menjadi kebiasaan saya, sulit memejamkan mata ketika “pindah tidur” dari rumah. Alhasil saya masih terjaga walau telah lewat tengah malam. Saya menengok suasana jalanan di luar. Di Padang, jam segitu sudah mulai sepi tapi di Pekanbaru lewat tengah malam pun masih terdengar ramai sesuara kendaraan bermotor. Banyak anak muda yang tampak masih beraktifitas di jejalanan kota.

Bersanding dengan Medan dan Palembang, Pekanbaru termasuk kota besar di Sumatera. Suasana hiruk-pikuk, memang sudah bawaan dari kota besar. Tapi meskipun demikian, banyak destinasi wisata kota ini ketika para pelancong ingin menenangkan diri. Dimulai dari pusat hiburan keluarga, taman bermain hingga tempat wisata yang asri dan menenangkan.

Sebutlah Rainbow Hills atau Bukit Pelangi yang lagi hits dan instagramable banget, Bukit Kapur Air Hitam yang tak kalah eksotis, danau buatan “Lembah Sari” yang tak kalah menawan, Desa Wisata Okura, Riau Fantasi dan banyak destinasi lainnya. Jika anda penasaran tempat wisata apa saja yang layak untuk dikunjungi ketika ke Pekanbaru, saya sarankan untuk membaca artikel berikut ini: https://blog.reddoorz.com/2018/07/19/6-tempat-wisata-di-pekanbaru/

Pusat perbelanjaan modern yang lengkap dan besar

Sebagai kota besar tentu saja dilengkapi dengan pusat perbelanjaan modern yang lengkap dan besar. Berbagai mal dan plaza bisa dengan mudah anda kunjungi untuk memenuhi keinginan berbelanja anda–terutama kaum perempuan. Setidaknya ada 11 mal dan plaza yang populer di kota Pekanbaru. Wow. Di Padang jumlah mal dan plazanya masih bisa dihitung jari, he he. Beberapa dari mal dan plaza populer itu adalah Mal SKA, Ciputra Seraya dan Living World.

Jadi saya bisa ngajak istri ke mal, walaupun cuma buat lihat-lihat dulu alias cuci mata. Kalau ada item bagus dan budget cukup ya dibeli, kalau tak cukup dan si doi merengek belanja terus. Ya, diajak ke Pasar Bawah, Pekanbaru saja.

Ada pula wisata belanja murah di Pasar Bawah

Bagi sebagian orang, berbelanja di mal dan plaza bukanlah bagian dari gaya hidupnya. Mereka lebih suka belanja ke pasar tradisional atau pasar rakyat dan sebagainya. Selain pertimbangan harga, mereka juga getol dan hobi untuk melakukan “ritual” tawar-menawar. Bagi mereka yang mempunyai prinsip seperti ini, di Pekanbaru ada kok pusat perbelanjaan murah yaitu Pasar Bawah.

Konon Pasar Bawah merupakan pasar tertua di kota bertuah yang terletak dekat dengan tepi sungai Siak dan pelabuhan. Di pasar ini, pelancong dapat menemukan berbagai barang antik dan oleh-oleh menarik yang bisa dibawa pulang untuk keluarga. Selain barang yang dijual di sana unik-unik, bangunan pasar ini juga menarik karena membawa gaya melayu dengan paduan warna hijau dan kuning serta memiliki 4 lantai. Setiap lantai menawarkan jualan yang berbeda-beda. Lantai 1 diisi dengan berbagai macam kuliner khas melayu dan lainnya. Lantai 2 diisi dengan lapak souvenir dan pernak-pernik. Di lantai 3 banyak yang berjualan tas dan sepatu. Sedangkan lantai 4 adalah pusat berbelanja pakaian.

Setidaknya 5 hal di atas menjadi alasan utama saya mengapa memilih Pekanbaru sebagai destinasi dalam resolusi traveling saya tahun 2019 ini.

Ini lho alasan saya pengen ke Pekanbaru

Terakhir Kali Saya ke Pekanbaru, Nyesek Banget

Hampir saja saya tidak dapat penginapan pada malam itu, padahal jam sudah menujukkan lewat pukul 12 malam. Untunglah tak jadi menggelandang.

Jadi ceritanya saya sampai di kota Pekanbaru itu sekitar jam 8 malam, hari Jumat 28 September 2018, setelah diturunkan oleh sopir travel di pinggir jalan, karena tempat yang saya tuju diluar wilayah operasi mereka. Kesudahannya saya kontak sepupu untuk menjemput traveler malang ini. Dengan motor matik ia terobos jalanan yang berkabut pada malam itu. Barulah, sekitar hampir pukul 9 malam saya sampai di rumah mereka.

Karena masih bimbang apakah menginap saja di rumah sepupu atau memesan kamar di hotel sebelum berangkat acara, akhirnya saya ngalor-ngidul dulu hingga hampir jam 12 sembari menunggu suami sepupu saya pulang ke rumahnya. Sebab jarak yang memisahkan kami, kali itu kesempatan pertama saya berkenalan dengan ipar saya itu. Setelah berkenalan dan bercerita akrab barulah saya pergi ke pusat kota Pekanbaru dan diantar olehnya hingga ke parkiran hotel.

“Mau ditemani sampai ke dalam? sampai dapat kamar lah.” tawar ipar saya itu.
“Tidak usah, sampai sini saja cukup, saya bisa sendiri kok.” tolak saya karena memang sudah larut malam. Segan jika harus merepotkannya lebih lama.

Akhirnya ia pulang ke rumahnya, sementara saya ditinggal dengan bekal motor pinjaman agar, katanya, saya bisa jelajahi kota Pekanbaru setelah selesai acara besok. Tapi setelah itulah “perkara” itu dimulai.

Ketika saya memesan kamar di front office hotel, saya tidak bawa uang tunai di dalam dompet. Saya tawarkan kartu kredit, tapi celakanya jaringan mereka bermasalah. Saya diminta menarik uang tunai di ATM depan hotel, tapi celakanya lagi jaringan ATM-nya juga bermasalah. Ya Allah, mana jarum jam sudah menunjukkan setengah 1 malam. Mereka menyarankan saya cari ATM di SPBU terdekat, itu artinya saya harus menelusuri jalanan kota semalam itu. Bagaimana jika saya dibegal sama orang-orang tidak bertanggung jawab. Bagaimana jika saya tersesat. Berbagai pikiran buruk menghantui saya.

Bermodal Google Maps saya coba cari hotel yang baru. Saya kebut motor menuju hotel itu. Alamak. Meskipun sudah mengikuti GPS saya tetap tersesat. Semalam itu saya terobos jalanan kota mencari hotel lainnya–di tengah kekalutan, saya bahkan menerobos jalan yang harusnya satu arah. Kesudahannya saya memang mendapatkan kamar untuk menginap di sebuah hotel, tentu dengan kartu kredit tadi. Setelah check in saya menuju kamar tapi tetap tidak bisa tidur meskipun sudah hampir jam 2 malam.

Bagaimana caranya tidur setelah mengalami hal yang seperti itu? Mana istri tidak dibawa. Sementara esoknya, Sabtu 29 September 2018, saya harus hadir pagi-pagi sekali di lokasi acara. Malamnya saya harus balik lagi ke Padang karena ibu negara yang minta cepat pulang.

Intinya kali terakhir saya ke Pekanbaru itu nyesek banget. Sudahlah keburu waktu. Tidak direncanakan dengan matang. Pergi menjomblo alias tidak bawa istri. Buru-buru pulang. Dapat pengalaman tidak mengenakkan juga karena kurang persiapan. Karenanya tahun 2019 ini, Pekanbaru saya tambahkan menjadi destinasi wisata dalam resolusi traveling saya. Mumpung masih bisa dibilang pengantin baru–baru hitungan bulan maksudnya. Katakanlah berbulan madu ke luar kota, sesuatu yang belum sempat kami lakukan meski telah menikah sejak Juli tahun lalu karena kesibukan ini dan itu.

Terakhir kali ke Pekanbaru cuma buat urusan “kerja”

Begini Rencana Jadwal Traveling ke Pekanbaru Kami

Belajar dari pengalaman, agar traveling-nya tidak terancam gagal, ia mesti direncanakan dengan sebaik mungkin. Kan kacau juga kalau pengalaman yang saya tuliskan di atas terulang kembali. Jadi mesti direncanakan mulai dari jadwal, tempat menginap hingga tempat wisata yang ingin dikunjungi. Namanya juga resolusi, semakin ia terukur semakin besar kemungkinan untuk bisa diwujudkan. Oleh karena itu, saya coba lihat-lihat kalender tahun 2019, kapan ya kira-kira ada waktu untuk liburan. Alhasil, saya mendapatkan sebuah long weekend yang saya rencanakan untuk dipakai traveling ke Pekanbaru itu. Dan tanggal itu adalah 18-21 April 2018–tepat sehari setelah Pileg dan Pilpres–cocoklah sebagai “pil” pengobat stres, he he.

Berikut jadwal lengkapnya:

Kamis, 18 April 2019
Sekitar pukul 20.00 WIB, malamnya kami naik travel ke Pekanbaru. Estimasi waktu perjalanan sekitar 8 jam dan sampai besok sekitar waktu subuh–kalau jalan lancar-lancar saja. Atau paling lambat sampainya jam 8 pagi.

Jumat, 19 April 2019
Pagi sekitar subuh atau jam 8 paling lama sampai di Pekanbaru. Tempat transit pertama adalah rumah saudara. Melepas penat barang sebentar. Bercengkrama. Membersihkan diri. Menyerahkan oleh-oleh yang dibawa dari Padang dan hal-hal penting lainnya. Kemudian sekitar jam 11.00 siang sudah bersiap-siap untuk pergi ke Mesjid Agung An Nur yang dikenal sebagai Taj Mahal-nya orang Riau dan salat Jumat di situ. Nah, pas. Sekalian salat Jumat bisa wisata ruhani juga di lokasi itu. Berburu foto untuk dokumentasi pribadi dan kalau bisa juga untuk dibuat artikel di blog. Lalu, sorenya kami sempatkan untuk mampir dulu ke Taman Wisata Alam Mayang yang hanya berjarak 8 km dari Mesjid Agung An Nur. Biar liburannya tambah afdhol inginnya ngajak kenalan yang berdomisili di Pekanbaru meet up di Taman Wisata Alam Mayang hingga senja menjelang.

Namun sebelum keburu senja, tempat menginap tentu harus disiapkan. Penginapan di Pekanbaru sangat banyak, namun biar proses pemesanan hotel atau pun kamar menginap menjadi mudah kami akan pesan melalui aplikasi atau web RedDoorz. Kenapa tidak datang saja langsung ke penginapan dan pesan di lokasi? Ya, saya kapoklah dengan pengalaman terakhir ke Pekanbaru itu. Saya tidak ingin bertaruh dengan memilih penginapan yang random, takutnya tidak nyaman sehingga “bulan madu” kami jadi kurang berkesan. Pesan kamar di RedDoorz dijamin nyaman, terjangkau di kantong dan berbagai keuntungan lainnya. Tentang ini akan saya ulas di bagian setelah ini ya.

Sabtu, 20 April 2019
Karena dapat kesempatan liburan itu langka, sedari pagi kami harus siapkan semuanya. Pokoknya hari Sabtu harus menjelajahi minimal 3 tempat wisata–maunya semuanya, tapi apalah daya manusia dengan segala keterbatasannya. Tiga tempat wisata yang paling ingin kami kunjungi adalah Rainbow Hills, Bukit Kapur Air Hitam dan Perpustakaan Soeman HS. Pagi hingga menjelang tengah hari adalah waktu yang pas bagi kami untuk nge-date ke Rainbow Hills dan Bukit Kapur yang instagramable banget. Ambil foto sampai puas di sana. Siangnya, bakda zuhur, mulai balik ke pusat kota dan mampir dulu di Perpustakaan Soeman HS untuk melihat dan membaca koleksi bukunya–sebutlah wisata literasi, masa blogger malas baca *ceramahi diri sendiri*. Khusus hari Sabtu, perpustakaan dengan bangunan unik ini buka hingga pukul 15.00 WIB. Tujuan selanjutnya, setelah ashar, adalah Pasar Bawah demi memboyong pulang beberapa oleh-oleh untuk keluarga tercinta dan kalau-kalau ada kolega yang nyinyir bertanya “mana oleh-olehnya?”.

Setelah capek berputar-putar dari satu destinasi wisata yang satu ke lainnya, kami kunjungi lagi Mesjid Agung An Nur untuk melihat view cantiknya ketika malam hari. Setelah itu bisa mampir dulu ke salah satu mal, seperti Mal SKA sebelum kembali ke penginapan untuk beristirahat. Niatnya cuci mata dulu ya, kalau ada yang menarik? Hmm, itu urusan nanti lah. Ha ha.

Minggu, 21 April 2019
Sebenarnya ingin sekali lebih lama liburan di Pekanbaru andai besoknya bukan hari Senin. Yah, ketika Senin tiba sudah waktunya kembali bekerja. Menimbang waktu tempuh perjalanan yang cukup lama, kami rencanakan untuk berangkat ke Padang pagi harinya, yaitu Minggu 21 April 2019 pukul 08.00 WIB. Setelah check out dari penginapan kami langsung berangkat menggunakan travel agar bisa sampai di Padang malam harinya. Biar punya waktu istirahat yang cukup dan bisa berangkat kerja dengan bugar esok harinya.

Well, begitulah kira-kira rencana traveling kami ke Pekanbaru. Mudah-mudahan ada kesempatan sehingga bisa terwujud. Aamiin. Insyaa Allah. Kalaupun belum ada kesempatan berangkat di tanggal yang direncanakan, dicoba cari tanggal penggantinya.

Oh ya, tadi saya sempat mention RedDoorz ya? Kenapa harus RedDoorz, bukan yang lain? Barangkali ini bisa jadi pertimbangan bagi sahabat pembaca dan traveler lainnya. Yuk, mari disimak ulasan saya.

Jadwal traveling ke Pekanbaru (desain kalender dari freepik.com)

Alasan Mengapa RedDoorz Cocok Jadi Sahabat Traveling Kita

Jika anda telah membaca artikel ini sampai pada bagian ini, percayalah anda telah membaca ribuan kata dan belasan ribu aksara. Saya ucapkan terimakasih atas waktunya. Namun, agar waktu yang telah anda investasikan membaca artikel ini bermanfaat, saya ingin rekomendasikan satu jaringan hotel yang telah berpengalaman di Asia Tenggara, yaitu RedDoorz. Ada beberapa alasan mengapa RedDoorz mesti saya (dan juga anda) pilih sebagai teman traveling, yaitu sebagai berikut.

Akses Mudah via Aplikasi dan/atau Website

Aplikasi RedDoorz sendiri sudah dipasang lebih dari 1 juta kali di platform Android, dengan rata-rata rating 4,7 dari 16 ribu lebih ulasan. Pemasangan aplikasi dari awal juga sangat mudah–kita bisa login dengan menggunakan akun Facebook atau Google+. Ketika awal pemasangan kita akan diperlihatkan pada tagline andalan RedDoorz yaitu kualitas terjamin, harga terjangkau, 6 layanan jaminan RedDoorz, dan booking mudah. Selain via aplikasi, kita juga bisa mengakses RedDoorz via website di https://www.reddoorz.com/.

Harga Sewa yang Tidak Akan Menyiksa Kantong

Meskipun anda adalah traveler dengan kantong tebal, memilih hotel dengan harga yang terjangkau tetap baik demi menekan pengeluaran anda. Kamar hotel di RedDoorz disewakan dengan harga terjangkau sehingga anda bisa menambah budgeting lainnya seperti untuk beli oleh-oleh misalnya atau lain sebagainya. Sewa kamar untuk satu malam di Pekanbaru, bahkan bisa dengan mulai Rp. 99.000 saja–sudah termasuk pajak pula. Nah, pertimbangan harga bagi saya sangatlah penting, karena smart traveler itu mesti pintar mengelola budget traveling-nya.

Ada “Uang Kembalian” Setiap Selesai Pesan Kamar

Hal menarik lainnya adalah adanya “uang kembalian” yang dinamakan sebagai RedCash. Nah, setiap kali kita menyelesaikan pemesanan hotel ada angka yang akan ditambahkan ke saldo RedCash kita. Saldo ini dapat kita gunakan kembali lain waktu saat memesan kamar hotel di RedDoorz sebagai potongan harga hingga 25% lho. Menarik dan hemat, bukan?

Garansi Layanan RedDoorz yang Tak Dapat Ditolak

Soal kenyamanan anda tidak perlu ragu. RedDoorz berani memberikan garansi layanan yang meliputi wifi gratis, televisi satelit, air mineral, sprei bersih, kamar mandi bersih hingga perlengkapan mandi. Garansi layanan ini sangat membantu traveler yang ingin mendapatkan penginapan yang nyaman dengan fasilitas hiburan yang lengkap.

Baik atau buruknya kesan sebuah liburan itu salah satu faktornya adalah kenyamanan tempat menginap, bukan?

Ulasan Positif dari Pengguna

Tidak hanya ulasan di Google Play Store, ulasan untuk masing-masing kamar hotel RedDoorz dengan rating “Sangat Baik” dan “Luar Biasa”. Ulasan tersebut merupakan ulasan organik loh dari traveler yang telah menggunakan jasa RedDoorz untuk tempat menginap mereka–alias bukan kaleng-kaleng. Dengan kata lain, RedDoorz telah memberikan pengalaman menginap terbaik bagi banyak traveler yang menjadi penggunanya.

Lima hal di atas hanyalah sebagian dari berbagai kelebihan RedDoorz sebagai teman traveling. Selain itu properti RedDoorz telah tersebar di 23 kota di Indonesia, serta beberapa kota di Filipina, Singapura dan Vietnam dan akan terus berekspansi ke kota baru lainnya.

jadi… buka RedDoorz sekarang juga!

Alasan mengapa saya pilih RedDoorz

Akhir Kata

Faktanya memang setiap orang punya kesibukannya masing-masing. Kesibukan itu membuat mereka kesulitan untuk merencanakan kegiatan yang bertemakan refreshing seperti traveling dan sebagainya. Oleh karena itu, jika memang ada keinginan untuk berlibur dan traveling ke suatu tempat, rencanakanlah jauh-jauh hari dan dengan matang.

Bagi saya sendiri, Pekanbaru adalah kota yang berkesan. Sedari kecil saya sudah sering mengunjungi kota ini. Hanya saja, di kunjungan-kunjungan sebelumnya belum pernah ada yang diniatkan untuk pergi traveling atau liburan beneran, hanya sebatas mengunjungi kerabat dan soal pekerjaan. Tahun ini saya berencana untuk ke Pekanbaru lagi, tentu kali ini mesti benar-benar berlibur. Bersama istri. Dengan rencana yang sudah rapi. Sembari berlibur tetap bersilaturahmi. Agar sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Itulah resolusi traveling saya, bagaimana dengan anda?[]

error: Konten dilindungi